1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

India Turunkan Batas Kemiskinan

7 Mei 2012

Pemerintah India tetapkan batas kemiskinan jauh di bawah standar internasional. Menurut Bank Dunia, masukan minimal per hari harus sedikitnya 11.000 Rupiah. Di India, bagi masyarakat kota hanya separuhnya.

https://p.dw.com/p/14rKO
Thema sind die Pläne der Welthungerhilfe für das Jubiläumsjahr 2012 (50-jähriges Bestehen) ARCHIV: Ein Mann verteilt Essen in einem Tempel in Srinagar, Indien (Foto vom 03.03.08). Am Donnerstag (01.12.11) gibt es in Berlin eine Pressekonferenz zu "50 Jahre Welthungerhilfe". Foto: Dar Yasin/AP/dapd
Gambar simbol pemberian bantuan bagi warga miskinFoto: dapd

28 Rupe per hari, atau sekitar 5.000 Rupiah. Itu harus cukup untuk hidup. Itulah batas yang ditetapkan pemerintah India, bagi orang yang tinggal di perkotaan. Sedangkan bagi mereka yang tinggal di desa, batasnya lebih rendah lagi. Bagi penulis statistik, logikanya begini, jutaan warga India tidak miskin lagi, dan itu terjadi tiba-tiba. Karena pemerintah menurunkan batas kemiskinan dengan sangat drastis, di bawah standar internasional.

Menurut Bank Dunia, seseorang dianggap miskin, jika hanya memiliki kurang dari 11.000 Rupiah per hari. Tindakan pemerintah India merugikan jutaan warganya. Harga bahan pangan meningkat drastis, dan sekarang warga miskin harus bisa hidup dengan jumlah uang lebih sedikit.

Nov 17, 2009 - Garbeta, West Bangal, India. - The tribal population of India is larger than that of any other country in the world. However, the importance of women in the tribal society is more important than in other social groups in India, because of the fact that the tribal woman, more than women in any other social group, work harder and the family economy and management depends on her. She plays a role of a worker, as a housewife and a mother at the same time. Social security continues to be a missing link in their struggle for existence. A woman laborer in this area earns near about $1 per day. She is paid less as wages than her male counterpart for the same work. Even in advanced stages of pregnancy, she has no leave or crÿche facilities, and is always under threat of being thrown out pixel
Perempuan pekerja di daerah pedesaan IndiaFoto: picture alliance/ZUMA Press

Marah kepada Pemerintah

Rajit Kanojia, pria berusia 27 tahun yang bekerja sebagai pencuci di New Delhi, sangat marah. Marah kepada pemerintah India, yang sekarang menurunkan batas kemiskinan. Menurut Kanojia, batas 5.000 Rupiah per hari sangat rendah. "Yang ditetapkan pemerintah tidak adil. Bagi kami, warga miskin, itu berarti hidup lebih buruk daripada binatang,“ keluh Kanojia.

Ia menikah setengah tahun lalu. Bersama istri, ibunya serta dua keponakan, ia hidup bersama di sebuah kamar kecil. Kini keputusan pemerintah ibaratnya pukulan keras bagi waga miskin, di saat harga bahan pangan meningkat. Misalnya harga kacang-kacangan, yang menjadi makanan pokok, meningkat sekitar 40%.

"Bagaimana orang bisa hidup dengan 28 Rupe per hari. Satu liter susu saja harganya sudah lebih dari itu. Jika orang naik alat transpor, biayanya juga lebih mahal. Untuk membeli tepung uang itu tidak cukup. Jadi bagaimana orang bisa hidup dengan 28 Rupe setiap harinya?" Demikian Kanojia.

A village woman covers herself with a rain cover made of palm leaves as she sows paddy in a field on the outskirts of Bhubaneshwar, India, Friday, Aug. 26, 2011. (AP Photo/Biswaranjan Rout)
Seorang perempuan melindungi dirinya dari hujan ketika bekerja di sawah.Foto: AP

Langkah Yang Tidak Realistis

Akibat langkah pemerintah, banyak warga India terancam tidak akan memperoleh tunjangan lagi, misalnya pembagian bahan pangan atau bahan bakar murah. Oposisi India dan para pakar menyebut batas yang disebutkan pemerintah tidak realistis. Direktur ikatan pengusaha India, Sanjay Kumar mengatakan, "Itu adalah langkah mudah, untuk mengurangi jumlah warga miskin di India“.

Walaupun pemerintah menetapkan penurunan batas kemiskinan, sekitar sepertiga dari 1,2 milyar rakyat India tetap masuk kategori miskin. Rajit Kanojia, pencuci dari New Delhi mengenal masalah sosial di negaranya. Ia dan istrinya sebenarnya ingin mempunyai anak. Tetapi ia kini khawatir tidak dapat membayar biaya sekolah dan pendidikan bagi anaknya. Ia berharap, pemerintah meninggikan batas kemiskinan, bukan menurunkannya.

Jürgen Osterhage / Marjory Linardy