1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Indonesia Bantah Pasukan Perdamaiannya Selundupkan Senjata

24 Januari 2017

Indonesia membantah pasukan penjaga perdamaiannya di Sudan mencoba menyelundupkan senjata dari kawasan konflik Darfur. Anggota kepolisian Indonesia ditahan di bandara oleh polisi militer Sudan.

https://p.dw.com/p/2WJmp
UN Friedenstruppen im Sudan
Foto: UN Photo/Albert Gonzalez Farran

Misi perdamaian PBB di Darfur akhir pekan lalu memulai penyelidikan setelah pihak Sudan melaporkan upaya penyelundupan senjata dan peralatan militer lewat bagasi unit pasukan perdamaian.

Media lokal memberitakan, anggota kepolisian asal Indonesia ditahan polisi militer Sudan atas dugaan penyelundupan senjata.

Kementerian Luar Negeri Indonesia membenarkan ada anggota kepolisian RI yang ditahan di Sudan. Mereka merupakan bagian dari misi perdamaian PBB dan Uni Afrika di Darfur, UNAMID.

Namun kementerian luar negeri membantah anggota delegasi Indonesia terlibat penyelundupan dan bersikeras, senjata yang ditemukan itu bukan milik petugasnya.

Darfur Flüchtlingslager in Zam Zam - UNAMID
Misi perdamaian PBB di Sudan, UNAMID, dimulai tahun 2007Foto: Getty Images/AFP/A. Shazly

"Informasi awal yang kami terima dari personil polisi Indonesia adalah, bahwa  itu bukan milik polisi Indonesia," kata juru bicara kementerian luar negeri, Arrmanatha Nasir di Jakarta hari Selasa (24/1).

Koper-koper berisi senjata itu ditemukan ketika sedang dilakukan pemeriksaan dengan mesin pemindai (scanner) saat para polisi Indonesia akan melakukan check in.

Harian lokal Sudan Tribune sebelumnya memberitakan, anggota polisi asal Indonesia yang bergabung dalam pasukan misi perdamaian UNAMID) ditahan hari Jumat lalu, 20 Januari, saat akan meninggalkan Bandara Al Fashir, Darfur, Sudan.

Darfur Kämpfer der Rapid Support Forces
Banyak senjata diperdagangkan dengan bebas di kawasan konflik di AfrikaFoto: Getty Images/AFP/A. Shazly

Otoritas Sudan kemudian menyita 29 senapan Kalashnikov, 6 senjata api GM3, dan 61 buah pistol dengan amunisinya.

Arrmanatha Nasir menerangkan, perwakilan RI di Sudan sudah mendampingi para polisi Indonesia yang ditahan.

"Duta Besar RI di Khartoum sudah di lokasi untuk memberikan pendampingan kepada pasukan polisi Indonesia," katanya kepada Tempo, Senin, 23 Januari 2017.

Juru bicara Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul juga menjelaskan, ada kesalahan dalam kasus itu.

"Bagasi itu tidak memiliki label bahasa Indonesia di atasnya, dan warnanya berbeda," kata dia.

Darfur Flüchtlingslager in Zam Zam
Pengungsi di Darfur UtaraFoto: Getty Images/AFP/A. Shazly

Karena ada pemeriksaan, anggota pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia belum diizinkan cuti dari Darfur dan harus menunggu hasil penyelidikan PBB. Kepolisian Indonesia telah mengirim sebuah tim ke Darfur untuk memberi bantuan hukum dan mencari kejelasan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan pihaknya tengah mendalami kabarkasus itu. "Kami sedang dalami, kami sedang telaah informasinya karena (terjadi) di luar negeri," kata dia di Markas Besar Polri, Jakarta.

Misi UNAMID di Sudan dimulai tahun 2007 untuk menghentikan aksi-aksi kekerasan di kawasan itu.Inilah misi perdamaian PBB kedua terbesar, dengan mengerahkan 2000 personel dari berbagai negara.

hp/rn (afp, sudan tribune, tempo.co)