1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lagi, Abu Sayyaf Culik 3 ABK Indonesia

11 Juli 2016

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi membenarkan, 3 anak buah kapal (ABK) Indonesia lagi-lagi diculik sel militan Abu Sayyaf di perairan Malaysia. Bulan lalu, 7 ABK Indonesia juga diculik militan Filipina.

https://p.dw.com/p/1JMvz
Indonesien Außenministerin Retno Marsudi
Foto: picture-alliance/dpa/A. Weda

"Ada kasus baru penyanderaan tiga ABK oleh kelompok bersenjata. ABK yang diculik seluruhnya warga negara Indonesia dan mereka dibawa ke perairan Tawi-tawi, Filipina selatan," kata Menlu Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, hari Senin (11/07).

Retno Marsudi menerangkan, ketiga orang itu diculik hari Sabtu (09/07) di perairan Lahad Datu pada bagian Malaysia Kalimantan.

"Kapal mereka disergap speedboat. Lima orang bersenjata naik kapal dan menculik tiga ABK, sementara 4 kru lainnya dibebaskan," katanya.

Inilah untuk aksi penculikan dan penyanderaan ke empat dalam waktu saling berdekatan yang dilakukan kelompok militan Filipina dengan target ABK Indonesia. Aksi penculikan itu terjadi di perairan antara Indonesia, Malaysia dan Filipina. Bulan Juni lalu, 7 ABK Indonesia juga diculik sel Abu Sayaf. Bulan Maret tahun ini, 14 warga Indonesia disandera, kemudian dibebaskan lagi setelah perundingan alot dan, menurut kalangan pengamat penculkan, pembayaran uang tebusan. Pemerintah Indonesia hingga kini membantah ada pembayaran tebusan.

"Kejadian tersebut baru dilaporkan kemarin oleh pemilik kapal pada tanggal 10 Juli kepada Kepolisian Lahad Datu. Menurut laporan yang kami terima, kapal tersebut disergap oleh speed boat yang dinaiki lima lelaki bersenjata api," kata Menlu Retno Marsudi, sebagaimana dikutip antaranews.com.

Infografik Abu Sayyaf Englisch
Daerah operasi Abu Sayyaf di perairan antara Indonesa, Malaysia dan Filipina

"Kepolisian Lahad Datu telah mengkonfirmasi kejadian tersebut dan sekaligus mengkonfirmasikan bahwa tiga ABK adalah WNI yang memiliki izin kerja yang sah di Malaysia," kata dia.

Selanjutnya Retno menambahkan, pihak penyandera telah menghubungi pemilik kapal melalui ABK yang disandera.

"Kemlu berkoordinasi dengan empat perwakilan RI, yaitu KBRI Kuala Lumpur, Konsulat di Tawau, KBRI Manila dan Konsulat di Davao, untuk memantau lebih jauh perkembangan kasus ini," kata Retno.

Menlu mengatakan, tindakan-tindakan penyanderaan ini sudah tidak tertahankan.

"Kasus baru ini benar-benar tak tertahankan dan harus ada yang serius tindakan yang diambil baik oleh Malaysia atau pemerintah Filipina. Pemerintah Indonesia siap untuk bekerja sama dalam upaya untuk membebaskan mereka secepat mungkin, "kata Retno Marsudi.

Indonesien Rückkehr der freigelassenen Abu Sayyaf Geiseln
ABK Indonesia yang dibebaskan Abu Sayyaf tiba kembali di Jakarta, 1 Mei 2016Foto: picture-alliance/AA/D. Roszandi

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso yang dihubungai kantor berita AP menyatakan pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut.

"Kami masih menyelidiki kasus ini dan terus berkoordinasi dengan instansi terkait di Filipina untuk menemukan lokasi di mana tiga sandera ditahan, "kata Sutiyoso kepada The Associated Press.

"Kami menduga bahwa penyanderaan dilakukan oleh kelompok militan yang merupakan bagian dari jaringan Abu Sayyaf," tambahnya.

hp/ap (dpa, ap, antaranews)