1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Indonesia Larang Perburuan Pari Manta

21 Februari 2014

Indonesia, hari Jumat (21/2) menetapkan diri sebagai wilayah perlindungan pari manta terbesar dunia yang meliputi jutaan kilometer persegi dalam upaya melindungi hewan itu untuk menarik lebih banyak turis.

https://p.dw.com/p/1BDB5
Foto: picture alliance/Arco Images

Undang-undang baru ini memberikan perlindungan penuh kepada pari manta di seluruh perairan yang mengeliling Indonesia, yang selama bertahun-tahun menjadi sasaran penangkapan hiu dan pari terbesar dunia.

Kelompok perlindungan Conservation International memuji langkah ”berani” itu dan mengatakan kebijakan itu dipengaruhi oleh kajian yang didukung pemerintah, yang menunjukkan bahwa satu ekor pari manta yang hidup punya nilai satu juta dollar dalam bentuk pendapatan pariwisata.

Nilai ini jauh lebih tinggi dibanding Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta jika ditangkap dan dibunuh, kata kelompok tersebut.

Banyak turis asing datang ke Indonesia setiap tahun untuk menyelam di sejumlah lokasi Indonesia yang dikenal sebagai perairan paling kaya keanekaragaman hayati di dunia, dengan pari manta menjadi salah satu pemandangan paling disukai para penyelam.

Hewan lembut itu memiliki sayap yang bisa mencapai 7,5 meter, yang dipakai untuk mendorong mereka bergerak dengan anggun di dalam air.

Industri pari manta terbesar

“Indonesia kini merupakan industri pariwisata pari manta terbesar dunia, dengan perkiraan pendapatan tahunan senilai 15 juta dollar,“ kata Agus Dermawan, seorang pejabat senior di kementerian perikanan dan kelautan.

“Mengingat wilayah terumbu karang yang besar dan pulau-pulau di negara kami, jika dikelola dengan baik akan bisa menjadi tujuan terpenting bagi pariwisata pari manta di planet ini.“

Indonesia adalah satu dari sedikit tempat di dunia di mana turis dengan gampang bisa melihat dua spesies pari manta, baik yang dari jenis laut maupun terumbu karang. Aturan baru ini melindungi kedua jenis pari tersebut.

Membawa para turis melihat pari dan makhluk laut lainnya memberi mata pencaharian bagi banyak orang di lokasi-lokasi penyelaman terkenal di seluruh Indonesia.

Populasi kunci hewan ini bisa ditemukan di dekat Bali, Flores dan Raja Ampat.

Raja Ampat, di Papua, sebuah lokasi penyelaman terkenal, adalah satu dari sedikit tempat di dunia di mana kedua spesies pari hidup di tempat yang sama, dan pada waktu yang sama.

Pari manta berkembang biak di Indonesia karena keberadaan terumbu karang dan arus deras selain juga berkat melimpahnya makhluk kecil yang menjadi makanan hewan tersebut.

Pari dikenal sebagai makhluk yang mudah bergaul, lembut dan cerdas -- mereka punya otak terbesar jika dibanding rasio badan ikan manapun.

Ikan ini tak begitu takut berhadapan dengan manusia, yang membuat mereka populer di kalangan turis, namun pada saat bersamaan juga membuat mereka rentan ditangkap.

Terancam permintaan dari Cina

Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pari manta menurun dengan drastis akibat permintaan rakus dari Cina – khususnya atas insang makhluk ini – untuk digunakan sebagai obat-obatan tradisional.

Undang-undang baru itu memberikan perlindungan kepada pari manta yang ada di 5,8 juta kilometer persegi wilayah perairan Indonesia, dengan melarang penangkapan dan ekspor atas hewan tersebut.

Aturan ini muncul setahun setelah pemerintah lokal di Raja Ampat mengumumkan daerah seluas 46 ribu kilometer persegi di perairan setempat sebagai wilayah perlindungan hiu dan pari manta.

Tiene Gunawan, direktur program Conservation International Indonesia mengatakan: ”Pertimbangan ekonomi membuat keputusan soal ini mudah: kita sekarang tahu bahwa seekor pari manta hidup bernilai paling sedikit 2.000 kali lipat (dibanding yang ditangkap dan dibunuh)”.

Indonesia bergabung dengan negara-negara seperti Ekuador, Filipina, Selandia Baru dan Meksiko yang memberikan perlindungan penuh atas pari manta, hewan yang oleh lembaga International Union for Conservation of Nature dikategorikan sebagai spesies yang rentan mengalami kepunahan.

ab/hp (afp,ap,rtr)