1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Indonesia Gelar Latihan Tempur di Laut Sulu

19 Juni 2017

Filipina, Indonesia dan Malaysia menggelar manuver tempur di Laut Sulu yang sekaligus mengawali aksi patroli terkoordinasi untuk menghadang geliat ISIS di Mindanao.

https://p.dw.com/p/2eu6N
Indonesien Marine Kriegsschiff
Foto: Getty Images/AFP/A. Ibrahim

Kapal perang dari Indonesia, Filipina dan Malaysia melakukan manuver tempur di wilayah perairan di utara Kalimantan. Helikopter tempur dan pesawat mata-mata juga turut meramaikan acara yang dihadiri oleh menteri pertahanan dari ketiga negara tersebut.

Manuver itu sekaligus membuka patroli bersama yang digelar menyusul pemberontakan militan Islam di selatan Filipina.

Militer Filipina mengkhawatirkan gerilayawan ISIS dapat meyelinap ke negara lain lewat gelombang pengungsi. "Kita harus mengawasi 500 hingga 600 teroris di sini, 257 di antaranya berhasil dibunuh. Sisanya menyatu dengan pengungsi supaya bisa keluar," kata Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo.

Indonesia juga mengirimkan tiga pesawat tempur Sukhoi untuk membantu pengamanan di utara Kalimantan. Ketiga pesawat saat ini disiagakan di pangkalan udara militer di Tarakan. Di kota itu Gatot Nurmantyo juga meresmikan pusat komando militer, Senin (19/6), sebagai bagian dari komitmen keamanan yang dibuat dengan Filipina dan Malaysia.

Ketiga negara sebelumnya menyepakati pembentukan tiga pusat komando militer di sekitar Laut Sulu "guna memfasilitasi komunikasi dan intelijen. Empat, membentuk jaringan komunikasi untuk keadaan darurat," kata Gatot.

"Ketiga pusat komando akan berfungsi seperti segitiga, seperti jaring laba-laba, di mana semua yang ada di dalamnya diawasi.

TNI Angkatan Laut juga meminta nelayan lokal meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan jika ada sesuatu yang mencurigakan. Sebagai tambahan Kepolisian RI mengirimkan Brigade Mobil ke utara Sulawesi untuk menjaga kawasan perbatasan untuk mencegah masuknya gerilayawan ISIS.

rzn/hp (rtr,ap)