1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inggris: Terorisme di Yaman Harus Diperangi Bersama

2 November 2010

Inggris saat ini sedang membahas pertanyaan, bagaimana cara untuk melawan terorisme di Yaman. Satu hal tampkanya sudah pasti: tidak terdapat rencana konkret untuk mengirim tentara ke Yaman.

https://p.dw.com/p/PwH4
Gambar simbol terorisme di YamanFoto: DW/AP

Menjawab pertanyaan, apakah terdapat rencana pengiriman tentara ke Yaman, Kepala Angkatan Darat Inggris Jendral David Richards mengatakan, tidak. “Kami masih terus fokus pada Afghanistan,” tambah David Richards.

Apakah ada aternatif lain yang dimiliki pemerintah Inggris? Sudah sejak awal tahun 2010 ini, dalam konferensi bagi Afghanistan, para menteri luar negeri negara-negara Barat juga sudah membahas mengenai kemungkinan ancaman dari Yaman. Amerika Serikat sendiri sudah melipatgandakan kucuran dananya bagi keamanan di Yaman, dari 70 juta Euro menjadi 140 juta Euro, ditambah bantuan militer lainnya. Namun, kelompok teroris masih terus aktif. Tahun 2010 ini sudah terjadi beberapa percobaan serangan, terutama di Yaman.

Kini, kata Perdana Menteri Inggris David Cameron, fakta bahwa paket berisi bahan peledak yang dikirim dari Yaman melalui Arab Saudi ke Jerman dan Inggis, yang selanjutnya direncanakan dikirim ke Chicago, menunjukkan bahwa, sudah merupakan kepentingan seluruh dunia untuk bertindak secara bersama. "Sementara kita berada di Afghanistran untuk memerangi terorisme, ancaman di Semenanjung Arab telah tumbuh,“ dikatakan David Cameron.

Menindaklanjuti rencana serangan teror melalui paket yang digagalkan, Inggris telah menghentikan semua lalulintas barang dari Yaman, juga pesawat penumpang. Sementara itu, hari Senin (01/11) kemarin di London, Inggris, penasehat kebijakan luar negeri pemerintah Yaman, Muhamed al-Quabati mengatakan, Yaman tidak bisa sendirian berjuang melawan teror. “Langkah-langkah selanjutnya adalah bagaiman Anda ingin membantu kami, untuk menghadapi tantangan ini.”

Seandainya terdapat kerjasama keaamanan, Yaman bisa menangkap para pelaku lebih dini, dikatakan al-Quabati. Juga pakar Timur Tengah dari Sekolah Ekonomi London, Profesor Fatwaz Gerges mengakui, lemahnya pemerintahan Yaman membuat negara ini tidak bisa berbuat apa-apa, “Al Qaida bisa dibilang masalah terkecil yang dihadapi Yaman, negara yang terlihat dalam kehancuran.”

Karena sejak dibahasanya situasi terakhir di sana, pada awal tahun 2010, tidak tampak terjadianya perbaikan, “Alasan, kenapa Al Qaida dapat beroperasi di Yaman, adalah karena terdapatnya perpecahan politik, sosial, ekonomi serta perpecahan suku.“

Demikian pula suku-suku di selatan Yaman, juga melindungi Al Qaida. Dan mereka melakukan hal ini bukan karena alasan keyakinan ideologi, tetapi sebagai bagian dari konfrontasi mereka melawan pemerintah pusat di ibukota Sanaa, dikatakan Fatwaz Gerges. Seandainya mereka dapat diajak untuk bekerjasama, kemungkinan kelompok-kelompok teror tidak ada lagi.

Fatwaz Gerges yakin: solusi hanya bisa dicapai melalui tindakan bersama. Ini harus melibatkan seluruh kekuatan yang ada di Yaman, pemerintah, pihak oposisi, suku-suku yang memberontak dan khsusnya para negara tetangga Arab harus berkomitmen untuk menciptakan situasi politik yang stabil dan untuk membasmi al Qaida.

Barbara Wesel/Yuniman Farid

Editor: Ayu Purwaningsih