1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inggris Tidak Ragu akan Status Falkland

Emma Wallis10 Maret 2013

Apa Kepulauan Falkland akan bertahan dengan status kawasan di luar wilayah Inggris? Ini akan dijawab oleh sekitar 3000 penduduk berbahasa Inggris di Falkland lewat sebuah referendum 10 dan 11 Maret.

https://p.dw.com/p/17tvr
Eine Kolonie von Königspinguinen (Aptenodytes patagonica) vor einem Gletscher an der Küste Südgeorgiens, aufgenommen im Dezember 1996. Die Insel im Südatlantik war bis 1985 ein Teil der britischen Kronkolonie "Falkland Island and Dependencies" und bildet nun zusammen mit den Süd-Sandwich-Inseln das britische Territorium "South Georgia and South Sandwich Islands". Schlagworte Natur, Geografie, Landschaft, Tiere, wasservogel, Pinguin, königspinguin, South_Georgia, Aptenodytes_patagonica, berge, Gletscher
Foto: picture-alliance/dpa

Hasilnya tampak sudah bisa ditebak. Suara mayoritas "ya" untuk status quo, artinya kawasan di luar Inggris dengan pemerintahan otonomi.

Tidak ada minat untuk perubahan mendasar, menurut Klaus Dodds, profesor geopolitik pada Universitas Royal Holloway di London. Ia menjelaskan, referendum itu sebuah pesan kepada masyarakat internasional. "Kami sebuah masyarakat kecil, dan kami tidak ingin didesak oleh sebuah tetangga besar."

Status Quo

 Tetangga besar yang dimaksud itu tentu saja Argentina. Sejak bertahun-tahun retorika dari Buenos Aires semakin agresif. Baru Januari 2013 Presiden Cristina Fernandez de Kirchner menulis dalam surat terbuka kepada PM Inggris David Cameron, "Inggris dalam sebuah aksi kolonialisme abad ke-19, memecah dengan kekerasan pulau-pulau Argentina." Pulau-pulau, tulis presiden itu, "yang terpisah 14 ribu kilometer dari London."

Argentine President Cristina Fernandez de Kirchner addresses the Special Committee on the Situation with regard to the Implementation of the Declaration on the Granting of Independence to Colonial Countries and Peoples, Thursday, June 14, 2012 at United Nations headquarters. Argentina's president is pressing her country's claim to the Falkland Islands with a high-profile appearance Thursday before a little-known U.N. committee on the 30th anniversary of Britain's ouster of an Argentine invasion force. (Foto:Mary Altaffer/AP/dapd)
Presiden Cristina Fernandez de KirchnerFoto: AP

Hubungan antara Inggris dengan Argentina mencapai titik terendah, diakui Klaus Dodds. Tapi pakar itu mengatakan, Perang Malvinas kedua tak akan terjadi. Pertama, Argentina secara militer tidak mampu dan kedua, warga Argentina sendiri menganggap secara politis tidak pintar untuk menghidupkan kembali strategi invasi.

"Namun Argentina berupaya keras, dengan pengecualian opsi militer, melakukan segala hal untuk menekan Inggris melalui perundingan kedaulatan pulau-pulau tersebut."

Sikap Keras Kepala

Inggris tampaknya tetap tidak melunak. Berbeda dengan sikap pemerintahan Thatcher dalam pendudukan Argentina terhadap Malvinas tahun 1982, David Cameron sama sekali tidak ragu.

Dalam masalah ini Cameron bersikap tegas, kata Dodds. "Ia menegaskan, bahwa ia tidak bersedia berunding mengenai kedaulatan." Orang selalu menilai Margaret Thatcher sebagai "Perempuan Besi", tapi pada kenyataannya pemerintahan Cameron adalah yang paling keras selama 30 tahun terakhir, menurut profesor di London tersebut.

A man burns a British flag in front of the Foreign Ministry building in Buenos Aires, Tuesday Feb. 23, 2010. Latin American and Caribbean nations backed Argentina's claim of sovereignty to the Falkland Islands on Monday in a growing dispute with Britain over plans to drill for oil off the islands in the Atlantic. (AP Photo/ Natacha Pisarenko)
Protes warga Argentina terhadap penguasaan Kepulauan Falkland oleh InggrisFoto: AP

Laurence Allan, pakar pada IHS Global Insight mendukung pendapat Dodds. "Dalam 12 bulan terakhir menjadi jelas, pemerintah Inggris mengambil inisiatif. Mereka hadir lebih kuat di Amerika Latin dan mencoba memperkuat posisinya di antara tetangga-tetangga Argentina lewat jalan diplomatik," ujar Allan.

Falkland Masih Jadi Kontroversi

30 tahun lalu Inggris didukung oleh mitra-mitranya, terutama Amerika Serikat. Saat ini dukungan internasional bagi pemerintah Inggris berkurang untuk "aksi kolonialnya." Kebanyakan pemerintahan menutup diri dalam isu kolonialisme. Penolakan Inggris mengembalikan kelompok pulau itu kepada Argentina masih jadi kontroversi.

Selama perang Malvinas yang berlangsung selama 72 hari tahun 1982, jatuh korban tewas 649 warga Argentina, 255 warga Inggris dan tiga penduduk Kepulauan Falkland.

Bahwa rakyat Inggris mendukung politik Falkland pemerintahnya, diakui Dodds. "Orang jangan pernah meremehkan kekuatan ingatan perang," jelasnya. "Para veteran Perang Falkland dan cara Inggris mengenang perang itu, sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari warga Inggris." Pada "Hari Berkabung" Inggris bulan November warga tidak hanya mengenang korban tewas PD I dan PD II, tapi juga kampanye Falkland. Ini termasuk peringatan perang Inggris yang resmi.