1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Internet Explorer Jadi Tema Kampanye di Korea Selatan

21 November 2012

Peramban web menjadi sebuah isu penting pada kampanye pemilu presiden di Korea Selatan. Seorang kandidat independen berjanji akan membebaskan penduduk dari kewajiban memakai Internet Explorer.

https://p.dw.com/p/16mVJ
Foto: picture-alliance/dpa

Salah seorang kandidat pemilu presiden di Korea Selatan berjanji akan meliberalisasi pasar teknologi enkripsi yang selama ini memaksa penduduk menggunakan peramban web Internet Explorer. Teknologi keamanan transfer informasi itu terutama dipakai untuk mengakses layanan perbankan di internet.

In this Wednesday, April 11, 2012 photo, Ahn Cheol-soo, founder of South Korea's largest anti-virus software maker, arrives for cast his vote for the parliamentary election in Seoul, South Korea, Friday, April 20, 2012. As South Koreans await a presidential election in December, many investors are winning and losing small fortunes by speculating on stocks they believe are linked to possible candidates for president. (Foto:Park Chul-hung, Yonhap/AP/dapd) KOREA OUT
Ahn Cheol-Soo pengusaha Korea Selatan yang calonkan diri jadi presiden.Foto: dapd

Ahn Cheol-soo, calon independen, berjanji akan membebaskan perusahaan memilih teknologi keamanan online secara bebas jika ia memenangkan pemilu Desember mendatang. Para pemilih menyambut usulan pencabutan sertifikat online yang didesain pemerintah untuk layanan perbankan dan belanja di dunia maya.

Sejak pemerintah Korea Selatan mengembangkan sistem keamanan untuk layanan online-banking pada dekade 90-an, Internet Explorer menjadi satu-satunya peramban web yang dapat digunakan. Hingga kini sebagian situs internet milik pemerintah cuma bisa diakses dengan menggunakan piranti buatan Microsoft tersebut.

Perkaranya sertifikat digital untuk proses identifikasi menyaratkan piranti bernama Active X, yang tidak disediakan oleh peramban lain seperti Safari, Chrome atau Opera. Active X sering dikritik karena membatasi pilihan peramban web, sistem operasi atau bahkan juga memperlambat kinerja komputer.

Ahn menegaskan, sistem sertifikasi yang unik di Korea Selatan itu berdampak mengisolasi industri teknologi dalam negeri dari dunia internasional dan membuat aktivitas di internet menjadi kurang nyaman.

Menurut data statistik yang dikeluarkan StatCounter, Internet Explorer di Korea Selatan menguasai pangsa pasar sebesar 83 persen. Jumlah ini memang berkurang 10 persen dari setahun sebelumnya, tapi tetap jauh mengungguli Google Chrome yang berada di posisi kedua dengan pangsa sebesar 10,3 persen. Di seluruh dunia, Interner Explorer mengklaim pangsa pasar sebesar 36 persen.

rzn/as (dpa/ap/rtr)