1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

021009 Atomgespräche Genf

2 Oktober 2009

Iran bersedia mengundang IAEA untuk memeriksa instalasi pengayaan uranium kedua. Tutur utusan khusus urusan luar negeri UE Javier Solana (1/10) setelah pertemuan Iran dan lima anggota tetap DK PBB di Jenewa, Swiss.

https://p.dw.com/p/JwHf
Utusan khusus urusan LN UE Javier Solana dalam pertemuan pers seusai perundingan atom Iran di Jenewa, Swiss, 1 Oktober 2009Foto: AP

Utusan khusus urusan luar negeri Uni Eropa Javier Solana nampak lega ketika keluar dari vila di dekat Jenewa. Setelah berunding intensiv selama delapan jam membahas konflik atom Iran, ia menghampiri pers. Berbeda dengan tahun lalu, kali ini Solana dapat mengumumkan hasil-hasil konkrit.

Javier Solana menuturkan, bahwa Iran bersedia mengundang Badan Energi Atom Internasional IAEA dalam waktu dekat ini untuk mengadakan pemeriksaan di instalasi pengayaaan uranium dekat Qom. Ini adalah instalasi nuklir baru yang tadinya dirahasiakan oleh Iran. "Pemerintah Iran mengatakan akan bekerja sama penuh dengan badan energi atom internasional. Guna mengadakan pemeriksaan di instalasi dekat Qom. Iran akan segera mengundang pakar atom IAEA untuk melihat instalasi itu. Kami mengharapkan, pemeriksaannya dapat dilakukan dalam beberapa minggu yang akan datang.“

Terutama presiden AS Barack Obama menuntut dari pertemuan di Jenewa ini, kesediaan Iran untuk bekerja sama dengan IAEA dan membuka program atomnya.

Dalam jumpa pers Solana juga memaparkan hasil perundingan lainnya. Kelima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Jerman menyepakati, jika disetujui IAEA, Iran dapat mengayakan uranium di luar negeri. Lalu bahan radioaktifnya dapat dipakai dalam reaktor penilitian.

Sebelum pertemuan presiden Iran Mahmud Ahamdinejad memang sudah mengusulkan, 20% uranium untuk keperluan medis akan diperolehnya dari luar negeri. Rinciannya akan dibahas lagi bersama IAEA dalam waktu dekat.

Solana melanjutkan, bahwa dalam perundingan itu negara barat kembali menawarkan kesediaannya untuk menyediakan bantuan teknis serta keuangan untuk pengembangan energi atom di bidang sipil. Namun selama ini persyaratannya adalah pemerintah di Teheran harus menghentikan program pengayaan uraniumnya.

Solana juga menyebutkan, bahwa Iran menyatakan kesediaannya untuk membahas lagi masalah program atomnya dalam pertemuan lanjutan. Utusan khusus Uni Eropa itu menuturkan, pertemuan berikutnya akan digelar akhir bulan ini. „Saya harus bilang, bahwa ini barulah awalnya. Kami masih harus melihat apakah tema-tema yang kami bahas ada perkembangannya. Namun perundingan di hari pertama menghasilkan intensivitas untuk menyelesaikan semua masalah yang belum terselesaikan.“

Pertemuan antara sekretaris negeri kementerian luar negeri AS Nicholas Burns dengan juru runding Iran Saeed Jalili di Jenewa, merupakan pertemuan langsung pertama antara pejabat tinggi kedua pemerintahan itu, sejak terputusnya hubungan diplomatik antara AS Iran beberapa tahun.

Menurut seorang wakil AS di Jenewa yang tidak ingin disebut namanya, Iran menyetujui usul dari pemerintah Rusia. Sebelumnya Rusia mengusulkan, uranium yang telah diperkaya di Iran hingga 3,5 persen akan dikirim ke Rusia. Di sana uranium itu akan diperkaya lagi sampai 19,75 persen. Jumlah pengayaan itu masih dibawah batas jumlah yang diperlukan untuk produksi senjata atom. Kemudian pakar Perancis akan mengolahnya sehingga dapat dipakai oleh reaktor Iran.

Pejabat AS itu menambahkan, keuntungan dari rencana tersebut, simpanan uranium Iran dapat dikurangi. Karena cadangannya saja sudah menjadi sumber kecemasan di kawasan Timur Tengah dan kawasan lain. Pertemuan berikutnya akan digelar 18 Oktober mendatang di Wina, Austria.

Pascal Lechler / Andriani Nangoy

Editor: Hendra Pasuhuk