1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

091109 Drogen Iran

9 November 2009

Kantor PBB urusan penanggulangan obat bius dan kejahatan Oktober lalu mengeluarkan laporan tahunan tentang konsumsi obat bius di seluruh dunia.

https://p.dw.com/p/KSCc
Foto: picture-alliance / dpa

Jika dari Teheran orang berkendaraan ke arah makam terbesar di Iran, akan melewati sejumlah kawasan yang beberapa tahun lalu dijadikan tempat slalom sepeda motor. Tapi kini kawasan tersebut menjadi tempat perlindungan bagi para pecandu obat bius, karena sekarang di situ berdiri pusat rehabilitasi bagi pria pecandu obat bius.

Nasir 26 tahun, Amir 28 tahun, Mehrdad 36 tahun dan Bahram 43 tahun adalah segelintir dari 2 juta pecandu obat bius di Iran. Dari jumlah total penduduk 72 juta, angka pecandu obat bius di Iran itu cukup tinggi. Seperti banyak pecandu lainnya, mereka menemukan jalan keluar di pusat rehabilitasi tersebut.

Bila kepada mereka dibacakan laporan terakhir PBB dan ditanya mengapa mereka percaya bahwa Iran memiliki tingkat tertinggi konsumsi obat bius di dunia, jawabannya berbeda-beda.

"Masalah utamanya adalah bahwa saya sebagai warga muda di negara ini tidak memiliki kesempatan mengisi waktu luang. Dulu ada bar dan cafe, tempat orang dapat menari, menghibur diri. Tapi apa yang saya miliki di negara ini. Jika saya pergi dengan perempuan, saya ditangkap. Kami tidak punya apa-apa. Cafe tempat bermain bilyar juga ditutup. Jadi apa yang bisa dilakukan remaja? Mereka kemudian memakai narkoba," dikatakan seorang pecandu.

Pakar sosiologi Iran Dr. Gharehbaghi berpendapat, tingginya konsumsi obat bius di Iran memiliki faktor penyebab lainnya. Revolusi Iran dan perang selama delapan tahun menghempaskan norma-norma kemasyarakatan. Selain itu setelah revolusi, keluarga sebagai institusi terpenting masyarakat kehilangan nilai budayanya.

Di mana-mana tidak ada bandingannya jumlah orang yang mengkonsumsi heroin, crack atau crystal sebanyak di Iran. Menurut keterangan pemerintah Iran, 40 persen pecandu obat bius di Iran memakai heroin, 40 persen ketagihan crystal atau crack. Kantor penjaga perbatasan di Kementerian Dalam Negeri Iran mengatakan, tidak perlu cemas akan adanya penyelundupan obat bius di kawasan perbatasan. Tapi semua pecandu obat bius yang diminta keterangannya menekankan, di Iran sangat mudah memperoleh obat bius.

Heroin dan crack harganya murah dan mudah didapat. Sebaliknya opium mahal dan langka. Itu sebabnya mengapa banyak pecandu obat bius yang memakai crystal dan crack.

"Dulu saya membeli satu gram Crystal seharga 60 Euro. Kini saya membelinya hanya 5 Euro! Alasannya sederhana: Di Iran terdapat lebih banyak laboratorium yang memproduksi obat bius. Dulu orang harus memproduksi crystal dari materi Ephedrin yang harganya mahal. Sekarang Crystal dihasilkan dari tablet Anti - Histamin dan sangat murah. Satu kemasan harganya kira-kira 40 Euro dan dari situ dapat diproduksi sekitar gram 120 Crystal," demikian dituturkan Amin.

Reyhane Azizi/Dyan Kostermans

Editor: Yuniman Farid