1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Pertahankan Hak Pengayaan Uranium

22 Oktober 2009

Iran akan mempertahankan haknya untuk memperkaya uranium hingga tahap kemurnian lima persen, meski sepakat menyerahkannya kepada pihak ketiga untuk diekspor ke luar negeri, ungkap pemimpin Organisasi Energi Nuklir Iran.

https://p.dw.com/p/KCk1
Suasana di ruang pertemuan Iran dengan Perancis, Rusia dan Amerika Serikat di Wina, Austria.
Suasana di ruang pertemuan Iran dengan Perancis, Rusia dan Amerika Serikat di Wina, Austria.Foto: AP

“Seperti yang sudah kami katakan sebelumnya, kami tidak akan menyerahkan hak kami,“ demikian disampaikan Direktur Organisasi Energi Nuklir Iran Ali Akbar Salehi kepada surat kabar pemerintah Iran.

“Sebenarnya kami tidak perlu untuk memperkaya uranium hingga lebih dari tahap kemurnian empat sampai lima persen karena reaktor yang kami gunakan memerlukan uranium yang diperkaya dengan tingkat kemurnian maksimal lima persen,“ ungkapnya.

Ali Akbar Salehi menambahkan, pengayaan uranium hingga tahap kemurnian lima persen merupakan kadar maksimal yang kami inginkan untuk reaktor Iran. Tapi, menurut Salehi, itu bukan berarti Iran akan menyerahkan haknya untuk memperkaya uranium hingga tingkat yang lebih tinggi.

Sementara negara-negara barat mencari solusi akhir bagi perundingan dengan Iran yang macet. Negara-negara barat ingin Iran benar-benar menghentikan kegiatan nuklirnya seperti yang akan dibicarakan dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri selanjutnya. Jika setuju, Iran akan mendapatkan imbalan di bidang perdagangan.

Rabu kemarin (21/10), Badan Energi Atom Internasional IAEA mengumumkan rancangan perjanjian antara Iran dan tiga negara adidaya dunia untuk disahkan dalam waktu dua hari. Dalam perjanjian itu tercantum bahwa Iran diwajibkan mengurangi stok uranium yang diperkaya miliknya, yang menurut negara barat mengandung risiko digunakan sebagai senjata atom.

Direktur Badan Energi Atom Internasional Mohammed el Baradei dalam konferensi pers penutup perundingan Rabu kemarin (21/10), mengungkapkan harapannya bagi normalisasi hubungan antara Iran dan masyarakat internasional.

"Saya sangat berharap bahwa semua orang melihat gambaran besarnya bahwa perjanjian ini dapat membuka jalan bagi normalisasi menyeluruh hubungan Iran dan masyarakat internasional,“ kata Baradei.

El Baradei juga mengatakan dirinya optimis bahwa akan tercapai kesepakatan dari semua pihak pada hari Jumat besok (23/10).

Sejauh ini Iran masih belum mengatakan apakah akan mendukung rencana kewajiban mengekspor 1,2 ton dari 1,5 ton uranium berkadar rendah (LEU) simpanannya ke Perancis dan Rusia akhir tahun ini. Bahan tersebut akan dikonversi menjadi bahan bakar dan dikembalikan ke reaktor penelitian medis milik pemerintah di Teheran.

Duta besar Iran di Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengisyaratkan bahwa pemerintahnya mencari upaya bagi amandemen rancangan perjanjian itu. Diplomat negara barat memperingatkan, rencana tersebut dapat mengancam kesepakatan, jika Iran melanggar 'garis merah' yang dibuat untuk menciptakan kepercayaan bahwa pemerintah di Teheran tidak akan mengejar ambisi mengembangkan senjata atom. Namun tampaknya Iran juga tidak akan menyatakan penolakan keras yang dapat mengakibatkan peningkatan tekanan sanksi PBB yang lebih berat.

“Kami mempelajari rancangan perjanjian ini dengan teliti, kembali dan merefleksikan pendapat kami dan saran atau komentar demi penyelesaian bersahabat di akhir perundingan hari ini,“ demikian dikatakan duta besar Iran di IAEA, Ali Asghar Soltanieh kepada media. “Kami sangat menyambut perundingan ini dan kami bekerja sama secara penuh,“ tambahnya.

LS/DGL/rtr/afp