1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Tidak Acuhkan Sanksi Baru PBB

10 Juni 2010

Iran menyatakan tetap akan meneruskan progra-program nuklir mereka, termasuk pengayaan uranium yang dipersoalkan negara-negara Barat.

https://p.dw.com/p/Nncm
Presiden Iran AhmadinejadFoto: AP

"Sanksi-sanksi ini tak ada harganya, tak sepeserpun, bagi rakyat Iran," demikian kata presiden Mahmud Ahmadinejad, beberapa menit setelah pengesahan. Presiden Iran itu sedang berada di Dushanbee, ibukota Tajikistan, tatkala resolusi disahkan di markas besar PBB. Ahmadinejad menambahkan dengan pedas, "Resolusi-resolusi macam itu tak ubahnya lap butut yang mestinya dilempar ke tong sampah."

Hari Kamis (10/06), Ahmadinejad berada di Cina, sekutu dekatnya yang turut mendukung resolusi PBB kali ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina buru-buru menyatakan, Cina tetap menjunjung tinggi hubungan baik dengan Iran, dan percaya bahwa hubungan itu begitu kuat dan sanggup melewati berbagai ujian dan guncangan. Namun kepala lembaga atom Iran Ali Akbar Salehi, dalam kecaman keras yang tak biasa menyatakan, dukungan terhadap resolusi itu akan membuat Cina kehilangan posisinya yang dihormati di negeri-negeri Muslim.

Turki dan Brasil, dua anggota Dewan Keamanan PBB yang bersuara menentang, dan bulan Mei lalu melancarkan diplomasi khusus, juga mengungkapkan kecamannya. Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyatakan sanksi itu kesalahan besar. Menurutnya, DK PBB telah mencampakkan sebuah kesempatan bersejarah untuk menjalankan perundingan yang tenang bagi penyelesaian masalah nuklir Iran. Menlu Turki mengungkapkan kecemasan negerinya bahwa sanksi itu merusak upaya penyelesaian diplomatik.

Sebaliknya, Barat menyambut hangat sanksi itu. Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyampaikan, "Resolusi ini merupakan isyarat yang begitu jelas, tentang tekad masyarakat internasional untuk menghentikan penyebaran senjata nuklir. Sejak awal pemerintahan saya, kami sudah menekankan bahwa AS siap mengikhtiarkan penyelesaian diplomatik mengenai progeram nuklir Iran. Saya menawarkan berbagai bentuk dialog, berdasarkan kepentingan bersama dan sikap hormat satu sama lain."

Kanselir Angela Merkel juga menyatakan "sambutan hangat" terhadap resolusi itu. Menurut Merkel, resolusi ini diperlukan, karena selama lebih dari dua tahun ini, Iran tak mempedulikan berbagai tawaran masyarakat internasional.

"Saya rasa ini momentum penting bagi diplomasi internasional. Dan saya sangat menyambut resolusi yang luar biasa ini. Saya harap resolusi ini menunjukkan dengan jelas tekad dunia untuk memastikan bahwa Iran tidak akan menjadi pemilik senjata nuklir," dikatakan Angela Merkel.

Kanselir Merkel berharap, sanksi ini akan membuat Iran mempertimbangkan lagi sikapnya, sehingga lebih transparan dan kooperatif dengan lembaga dan masyarakat internasional mengenai program nuklir mereka.

Di Brussels, Belgia, kepala urusan internasional Uni Eropa, Catherine Ashton, menegaskan bahwa resolusi ini bukan akhir persoalan atau penyelesaian akhir. Resolusi ini, katanya, merupakan bagian dari pendekatan dua jalur. Uni Eropa berharap, tegas Lady Ashton, resolusi PBB terbaru akan memmaksa Iran kembali ke meja perundingan dan diplomasi. Itu pula yang ditegaskan presiden AS Barack Obama.

Ging Ginanjar/afp/rtr/dpa

Editor: Hendra Pasuhuk