1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Tidak Pedulikan Sanksi Internasional

9 Februari 2010

Permainan berbahaya dengan program atom pada dasarnya tidak dikendalikan oleh presiden Iran Mahmud Ahmadinejad. Kata akhir tetap berada di tangan pemimpin spiritual Ayatullah Ali Khamenei.

https://p.dw.com/p/Lx8i
Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, mengenakan kacamata pelindung laser. Iran mulai melakukan produksi Uranium yang diperkaya hingga 20 persen.Foto: AP


Sengketa program atom Iran tetap menjadi sorotan dalam tajuk harian-harian internasional. Dimulainya proses pengayaan Uranium di instalasi atom Natanz setelah gagalnya pendekatan dalam konferensi keamanan di München memancing reaksi keras terhadap pimpinan di Teheran.

Harian Perancis Le Monde yang terbit di Paris dalam tajuknya berkomentar : Pemimpin revolusi Khamenei melancarkan tekanan ke berbagai arah. Program atom adalah obyek sengketa politik dalam negeri Iran, yang dikangkangi oleh penguasa yang semakin turun kredibilitasnya sejak terpilihnya kembali Ahmadinejad bulan Juni tahun lalu. Kelompok di lingkaran seputar pimpinan spiritual Iran mengaitkannya dengan nasionalisme. Setiap warga yang membangkitkan kesan hendak menggugat program atom tsb, akan dituding sebagai mengkhianati kepentingan nasional. Ancaman senjata atom dari Iran menuntut sanksi internasional. Akan tetapi, sanksi ini harus diukur dengan tepat, agar rakyat tidak terimbas dampaknya dan hanya menyasar kekuasaan yang kini semakin rapuh.

Harian konservatif Austria Die Presse yang terbit di Wina berkomentar: Politik tangan terbuka yang disampaikan presiden AS Barack Obama, tidak ditanggapi pimpinan di Teheran. Sementara usulan kompromi, mengenai pengayaan Uranium Iran di luar negeri terbukti tidak ada gunanya. Juga jika pemerintahan ditumbangkan, tidak ada jaminan bahwa Iran akan menghentikan program atomnya. Sebab pimpinan oposisi Mir Hossein Mousavi juga mendukung opsi program atom tsb. Namun masih terdapat kemungkinan, sebuah pemerintahan yang lebih bertanggung jawab mengambil alih kekuasaan di Iran. Dimana argumen yang logis juga mendapat perhatian. Dan paling tidak, material atom itu tidak diteruskan kepada mitra-mitra ekstrimisnya seperti Hamas atau Hisbullah.

Sedangkan harian Perancis Le Courrier Picard berkomentar : Negara barat belum tuntas dengan konflik Iran. Teheran kini melangkah lebih jauh dengan program atomnya. Pemerintahan Ahmadinejad mengumumkan dimulainya proses pengayaan Uranium kadar tinggi. Dengan kata lain, ancaman internasional, kemungkinan sanksi baru atau ancaman dari Paris dan Washington, tetap tidak dipedulikan oleh Teheran. Presiden Mahmud Ahmadinejad punya pengalaman panjang dengan berbagai ancaman semacam itu, yang hampir semuanya hingga kini tidak berdampak apapun.

Tema lainnya yang juga disoroti dalam tajuk harian Eropa adalah hasil pemilu presiden di Ukraina yang dimenangkan kandidat oposisi yang pro-Rusia, Viktor Yanukovich. Harian konservatif Inggris The Times berkomentar : Nasib Ukraina dalam sejarah zaman barunya, sangat dipengaruhi oleh Rusia. Tapi hasil pemilu dengan selisih perolehan suara yang amat tipis, menunjukkan bahwa amat sulit memerintah Ukraina sesuai kehendak rakyatnya. Sikap menahan diri Rusia serta peralihan kekuasaan yang dilaksanakan lewat bilik pemilu, merupakan pertanda penuh harapan bagi terciptanya stabilitas. Walaupun kandidat saingannya, PM Yulia Tymoschenko yang mantan pemimpin revolusi Oranye lima tahun lalu, bersikeras tidak mengakui kekalahannya, tidak ada alasan kuat untuk melontarkan tuduhan manipulasi. Penyebab kekalahan Tymoschenko sebetulnya sederhana. Ia memerintah dengan buruk.

AS/AR/dpa/afpd