1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ironi Pahlawan Devisa

Ayu Purwaningsih15 Maret 2016

Kita sering mendengar julukan tenaga kerja Indonesia (TKI) sebagi pahlawan devisa. Namun kenapa sebagai pahlawan, nasib mereka memprihatinkan dan perlindungan hukum terhadap mereka minim?

https://p.dw.com/p/1IBhf
Foto: Ulet Ifansasti/Getty Images

Semakin banyak penghasilan yang dibawa oleh para buruh migran kembali ke tanah air, maka akan semakin besar pula kontribusi mereka terhadap pertumbuhan devisa. Jika devisa negara meningkat, ini berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Itu sebanya peran buruh migran sangat penting.

Bertolak belakang dari arti pentingnya peranan mereka, kenyataan di lapangan menunjukkan, hingga saat ini, nasib para pekerja Indonesia di manca negara, masih saja memprihatinkan. Lembaga pemerhati buruh migrant, Migrant Care mencatat, lebih dari 200 buruh migran kini menghadapi ancaman hukuman mati. Sebagian besar di antaranya, berada di Malaysia, sebagian lagi di Arab Saudi, sisanya di Qatar, Singapura, dan lain-lain.

Blog pegiat hak asasi manusia, Atnike Sigiro dalam kolom #DWNesia, selain menyoroti hak hidup pekerja migran, juga mengritik bagaimana buruknya perlakuan masyarakat dan pemerintah terhadap mereka. Sementara itu, pegiat perlindungan buruh migran yang merupakan pendiri Migrant Care, Wahyu Susilo mendesak perlindungan negara terhadap para pahlawan devisa tersebut. Jika pemerintah mengaku dapat menyelesaikan persoalan Timur Tengah, khususnya Palestina, menurut Wahyu, seharusnya pemerintahpun dapat menyelesaikan persoalan buruh migran, dari hulu ke hilir.

Pemerintah diharapkan lebih serius menghadirkan Nawacita bagi pekerja migran, dengan menjamin perlindungan dan rasa aman pada seluruh warga negara, termasuk warganya di manca negara.

Sementara, di sisi lain, pengamat masalah Timur Tengah, Sumanto al Qurtuby beranggapan, persoalannya bukan hanya pada masyarakat ataupun pemerintah negara penerima dan pengirim, melainkan juga kesadaran hak dan kewajiban dari buruhnya sendiri. Misalnya, dalam mematuhi peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.

Adakah di antara Sahabat DW yang juga merupakan pekerja migran? Bagaimana pendapat Sahabat DW mengenai perlindungan nasib para buruh migran? Sampaikan pendapatmu dalam rubrik #DWNesia di laman facebook DW Indonesia. Ikuti diskusinya di twitter @dw_indonesia dengan menyertakar tagar #DWNesia.