1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penjualan Bahan Nuklir kepada IS Digagalkan

7 Oktober 2015

Keamanan Moldova bekerjasama dengan FBI berhasil cegah empat kali upaya penjualan materi radioaktif dari Eropa Timur kepada ekstrimis Timur Tengah diduga ISIS. Sementara NATO peringatkan Rusia untuk hentikan serangan.

https://p.dw.com/p/1Gjlv
Syrien IS-Kämpfer
Foto: picture-alliance/Balkis Press

Dari empat kali upaya penjualan materi untuk membuat apa yang disebut bom kotor atau "dirty bomb" itu, yang teranyar berhasil terungkap terjadi Februari tahun ini. Demikian laporan kantor berita Associated Press (AP). Ketika itu penyelundup menawarkan paket berisi unsur kimia Cesium yang mematikan. Jumlahnya cukup untuk mengkontaminasi beberapa blok perumahan. Dilaporkan penyelundup secara khusus mencari pembeli dari kelompok Islamic State (ISIS), yang disebut-sebut berusaha membuat "dirty bomb".

Menurut hasil penyelidikan, penjualan didalangi sejumlah organisasi kriminal di Moldova yang banyak menawarkan "komoditi" materi radioaktif di pasar gelap. Menurut laporan sebagian dari organisasi itu memiliki kaitan dengan dinas rahasia Rusia.

Beberapa tersangka berhasil ditangkap, tetapi dalang utama berhasil lolos. Pihak kepolisian Moldova dan badan kehakimannya memberikan informasi kepada kantor berita AP sebagai upaya membangkitkan kesadaran internasional, bahwa pasar gelap materi nuklir semakin berkembang dan semakin berbahaya.

"Kasus penjualan seperti ini kemungkinan besar akan tambah banyak," demikian dikatakan polisi Moldova, Constantin Malic, yang menyelidiki keempat kasus. Ia menambahkan, "Selama penyelundup berpikir mereka tidak akan tertangkap, mereka akan terus berusaha."

Tapi masalahnya juga terletak pada cara kerja badan yang berwenang. Dalam empat kasus yang terungkap, gembong penjahatnya selalu berhasil lolos dari penangkapan. Sejauh ini tim penyelidik Moldova tidak bisa menyatakan bahwa tersangka yang berhasil melarikan diri itu tidak membawa sejumlah materi nuklir.

Sementara itu Suriah terus membara

Serangkaian serangan udara Rusia di Suriah Rabu ini dikerahkan ke provinsi Hama, dan beberapa daerah sekitarnya yang termasuk provinsi Idlib. Demikian keterangan organisasi HAM, Syrian Observatory for Human Rights. Setelah pesawat Rusia terbukti beberapa kali melanggar wilayah udara Turki, kini Turki yang didukung NATO semakin mendesak Rusia untuk menghentikan serangan ke Suriah.

Rusia yang mendukung Presiden Bashar al Assad memulai serangan udaranya pekan lalu, dan mengklaim menyasar pos-pos ISIS. Namun kelompok oposisi dan Barat menyatakan, yang jadi sasaran adalah sejumlah lokasi milik kelompok pemberontak, bukan ISIS.

Terdapat sejumlah laporan bahwa Rusia telah mengirimkan sekitar 2000 tentaranya untuk mendukung aksi militer Damaskus di darat. Jika benar terjadi, ini akan menambah runyam situasi di Suriah yang sudah sangat mengkhawatirkan. Simak juga langkah Rusia di Suriah lewat galeri foto beritkut

ml/as (ape, afp, twitter, The Telegraph)