1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Islamic State Rebut Palmyra

21 Mei 2015

Milisi Islamic State berhasil merebut kota bersejarah Palmyra di Suriah. Tentara pro Assad sudah ditarik mundur. Tapi sejauh ini belum dilaporkan aksi pengrusakan artefak sejarah di kota warisan budaya dunia itu.

https://p.dw.com/p/1FTZp
Foto: picture-alliance/dpa

Instalasi militer, markas intelejen dan penjara di kota bersejarah itu dilaporkan berhasil direbut oleh milisi Islamic State. Kota bersejarah Palmyra di Suriah jatuh beberapa hari setelah kota Ramadi di Irak juga berhasil diduduki milisi IS. "Sedikitnya 100 serdadu dan milisi bersenjata pro pemerintah Suriah tewas dalam baku tembak Rabu (20/05/15) malam," lapor Rami Abdulrahman, ketua organisasi Syrian Observatory for Human Rights.

"Namun sejauh ini belum ada laporan aksi pengrusakan situs warisan budaya dunia di kota bersejarah itu," tambah Abdulrahman. Dalam aksi-aksi sebelumnya, milisi ISIS selalu melakukan penghancuran artefak dan situs warisan budaya di kota-kota bersejarah yang berhasil mereka duduki. Sementara itu pimpinan badan kesejarahan Palmyra mengatakan, pihaknya telah mengungsikan ratusan patung dari musium. Langkah ini bertujuan menyelamatkan artefak berharga berusia lebih 2000 tahun itu dari aksi penghancuran oleh milisi IS.

Pengikut Islamic State juga telah mengeluarkan pernyataan lewat Twitter, yang menegaskan berhasil menguasai seluruh kawasan kota Palmyra. Termasuk merebut semua instalasi militer penting di kota tersebut. Juga disebutkan, tentara Suriah sudah mundur dari kota itu, meninggalkan ratusan serdadu yang tewas.

Evakuasi

Sementara televisi Suriah juga melaporkan, pemerintah terus melakukan evakuasi warga dari kota warisan budaya UNESCO itu. "Warga ketakutan aksi balas dendam milisi ISIS terhadap masyarakat dan budaya Suriah," ujar seorang tokoh masyarakat di Palmyra.

Juga pemerintah di Damascus membenarkan isi pesan Twitter ISIS bahwa semua tentara sudah ditarik mundur dari kota Palmyra. Dengan keberhasilan merebut Palmyra, berarti untuk pertama kalinya teroris ISIS berhasil merebut sebuah kota langsung dari tangan militer yang setia kepada Presiden Bassar al-Assad.

Dengan begitu teroris Islamic State juga berhasil meraih sukses strategi militer lebih lanjut. Pasalnya kota bersejarah di Suriah itu merupakan lokasi ditempatkannya instalasi militer modern milik pemerintah di Damaskus. Selain itu letak kota Palmyra juga strategis penting, karena menghubungkan ibukota Damaskus dengan provinsi di timur dan kota Homs di barat Suriah.

as/yf(rtr,ap,afp,dpa)