1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

081011 Israel Gewalt

8 Oktober 2011

Aparat keamanan Israel tidak berdaya menghadapi kekerasan pemukim radikal Yahudi. Menyusul serangan pembakaran terhadap sebuah mesjid di utara Israel polisi menahan seorang tersangka.

https://p.dw.com/p/12oEB
epa02763276 An Israeli masked settler from the Yetzhar settlement throwing stones at Palestinian villagers at Madama village near Nablus City in the Israeli-occupied West Bank, 02 June 2011. Palestinian villagers said that a group of Jewish settlers had deliberately set fire to Palestian wheat fields in the area and the Israeli military confirmed it had received a complaint from Palestinians and arrived to find locals and settlers throwing stones at each other. EPA/ALAA BADARNEH +++(c) dpa - Bildfunk+++ usage Germany only, Verwendung nur in Deutschland
Warga Palestina melempar batu ke kawasan pemukiman Yahudi.Foto: picture-alliance/dpa/epa

Aksi kekerasan yang dilancarkan pemukim radikal Yahudi tidak hanya ditujukan pada warga Palestina, akan tetapi juga pada aktivis hak asasi manusia dan aparat keamanan Israel sendiri.

Menhan Israel akui aksi kekerasan radikal Yahudi merupakan masalah serius

Akhirnya Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengaku bahwa aksi kekerasan yang dilancarkan pemukim radikal Yahudi terhadap mesjid di Tuba Zangariya, sebuah perkampungan Arab di Israel, merupakan masalah serius. Namun dari nada bicaranya terdengar bahwa ia tidak hanya menyalahkan warga Yahudi. "Di kedua pihak ada potensi radikal. Belakangan ini kami amati di pihak kami muncul kasus-kasus seperti itu. Situasinya dapat meledak sewaktu-waktu. Kami harus bertindak untuk mencegahnya dan menegakkan hukum", tutur Ehud Barak.

Israeli Defense Minister Ehud Barak attends a press conference in the Knesset, Israel's parliament, in Jerusalem, Monday, Jan. 17 2011. Defense Minister Ehud Barak abruptly announced Monday that he was leaving his Labor Party and forming a new parliamentary faction inside the governing coalition, completing a split in the iconic party over the handling of peace talks with the Palestinians. The dramatic and unexpected move did not immediately threaten the stability of Prime Minister Benjamin Netanyahu's parliamentary majority. Instead, it appeared to strengthen Netanyahu's hardline coalition by leaving it with a smaller, yet largely like-minded majority. (Foto:Bernat Armangue/AP/dapd)
IsraeMenteri Pertahanan Israel Ehud BarakFoto: dapd

Tugas aparat keamanan Israel semakin sulit, lapor badan intelijen dalam negeri Israel. Terutama karena tentara dan polisi Israel yang ditempatkan di kawasan Tepi Barat Yordan juga menjadi sasaran serangan kalangan radikal Yahudi, tulis harian Israel „Haaretz“. Menurut mantan pejabat intelijen Israel Menachem Landau, masalah terbesar yang dihadapi badan intelijen Israel adalah kurangnya kerjasama dengan pemimpin pemukiman. "Saya tidak dapat memahami, mengapa para pemimpin gerakan di kawasan pemukiman hanya bisa mengecam aksi tersebut. Padahal mengecam saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah. Mereka seharusnya bekerja sama dengan aparat keamanan. Tanpa bantuan mereka, badan intelijen juga tidak dapat berbuat apa-apa", papar Mencahem Landau.

Pemukim Israel merasa diabaikan oleh negara

Banyak pemukim Israel radikal beranggapan bahwa gerakan mereka dipantau badan intelijen, tetapi diabaikan oleh negara . Pemimpin pemukiman Yahudi di Kiryat Arba, dekat Hebdron yang terletak di kawasan Palestina, Ben Gvir tidak terkejut atas serangan mesjid di Tuba Zangariya. "Kejadian itu sudah dapat diduga sebelumnya. Sebuah komunitas yang merasa diabaikan, disakiti dan diinjak-injak. Sangat lumrah jika ada individu dari komunitas tersebut yang akhirnya melakukan aksi-aksi seperti itu“, kata Ben Gvir. 

Yang dimaksud dengan 'aksi-aksi seperti itu' adalah serangan pembakaran terhadap mesjid, merusak mobil-mobil warga Palestina, penebangan pohon zaitun dan demonstrasi turun ke jalan, melewati desa-desa Palestina. Semua itu dilakukan sebagai aksi pembalasan terhadap lemparan batu warga Palestina terhadap mobil penduduk Israel.

Namun pemukim Yahudi merasa didukung oleh militer Israel. Karena militer Israel yang ditempatkan di kawasan Tepi Barat Yordan merusak sumur air warga Palestina atau rumah mereka karena tidak ada izin membangun.

Jumlah serangan terhadap warga Palestina meningkat

Juru bicara kepolisian Israel Micky Rosenfeld mengaku, jumlah serangan terhadap warga Palestina meningkat beberapa bulan ini. "Tahun lalu serangan sering terjadi di Judea dan Samaria, yakni di Tepi Barat Yordan. Polisi membentuk pasukan khusus yang dikerahkan untuk menangani kasus-kasus seperti serangan terhadap kendaraan Palestina juga perusakan terhadap mesjid-mesjid di Judea dan Samaria“, ungkap Micky Rosenfeld.

Menyusul serangan pembakaran terhadap mesjid di Tuba Zangariya, polisi Israel menahan sejumlah tersangka.

Torsten Teichmann/Andriani Nangoy                                                                               Editor: Renata Permadi