1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel Tolak Pembahasan Laporan Goldstone

15 Oktober 2009

Laporan Goldstone mengenai dugaan kejahatan kemanusiaan selama Perang Gaza yang ditolak oleh Israel menjadi tema pembahasan dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York hari Rabu (14/10).

https://p.dw.com/p/K6ZE
Richard Goldstone dalam laporannya menulis dugaan kejahatan kemanusiaan selama Perang GazaFoto: AP

Sementara negara-negara Arab mendesak badan tertinggi PBB itu untuk menyatakan sikapnya atas laporan tersebut, Israel mengancam akan menghentikan semua proses perundingan damai, jika laporan tersebut ikut dibahas di sidang Dewan HAM PBB.

Presiden Palestina Mahmud Abbas menyerah pada tekanan warganya sendiri dan terpaksa meralat keputusannya. Dua pekan lalu Abbas masih mendesak agar debat mengenai laporan Goldstone di dewan HAM PBB diundur hingga Maret tahun 2010 depan. Saat itu sontak reaksi keras bermunculan. Tidak cuma dari musuh politiknya, yakni kelompok Hamas di Jalur Gaza, melainkan juga dari kalangan Fatah sendiri. Desakan Abbas mengenai pengunduran jadwal pembahasan muncul atas tekanan Amerika Serikat dan Israel. Hari Sabtu, (100/10), Abbas mengumumkan, Pemerintah Otonomi Palestina menginginkan digelarnya sidang istimewa Dewan HAM PBB di Jenewa untuk membahas laporan Goldstone. Menurut rencana, pembahasannya akan dilakukan hari Kamis (15/10) dan Jumat (16/100) di Jenewa, Swiss.

Laporan Goldstone menyebutkan baik Israel maupun Hamas terlibat dalam kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan selama perang akhir tahun 2008 lalu. Laporan tim yang dipimpin hakim Afrika Selatan yang sangat dihormati, Richard Goldstone, itu merekomendasikan Hamas maupun Israel untuk menindak lanjutinya secara hukum. Jika lewat batas waktu itu, laporan Goldstone merekomendasikan agar kasus-kasus itu dibawa ke Mahkamah Internasional di Den Haag.

Di Dewan keamanan PBB di New York, delegasi Israel dan delegasi Palestina terlibat perang kata-kata.

"Dengan berat hati saya katakan, bahwa Laporan Goldstone itu berat sebelah, bias, dan karenanya keliru. Sebagaimana forum dan mandat yang melatarbelakangi misi itu. Laporan itu menguntungkan dan mengabsahkan terorisme. Laporan itu merupakan anugerah buat organisasi teroris. Laporan itu mengingkari hak Israel untuk membela warga negaranya. Laporan itu langsung masuk dalam perangkap yang dipasang kaum teroris di seluruh dunia. Laporan itu menghambat dan akan menghambat negara-negara demokrasi dalam membela diri terhadap terorisme," demikian duta besar Israel di PBB Gabriela Shalev kembali melontarkan penolakan keras Israel.

Dubes Israel Gabriela Shalev juga menyebut, langkah Palestina yang membawa laporan itu ke Dewan HAM PBB merupakan tindakan yang kontraproduktif.

Dapat dipastikan, Dewan HAM PBB akan mengecam militer Israel terkait perang melawan Hamas di Jalur Gaza. Israel mengkhawatirkan, Dewan HAM PBB dapat mengalihkan laporan tersebut ke Dewan Kemanan PBB. Lembaga tersebut berwenang untuk menginstruksikan Pengadilan HAM di Den Haag untuk menyeret pihak yang bertanggungjawab ke meja hijau.

Tapi situasinya tampaknya tidak akan berkembang sejauh itu. Dubes Israel untuk PBB Gabriela Shalev mengatakan kepada stasiun radio militer, ia mendapat jaminan dari Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, bahwa Amerika Serikat akan melakukan berbagai langkah untuk mencegahnya.

Menurut informasi radio militer Israel, seorang pejabat di Kementrian Pertahanan mengancam akan "menghukum" petinggi Palestina, jika laporan Goldstone dialihkan ke Dewan Keamanan. Israel sendiri menurut radio tersebut telah mengirimkan nota diplomatik kepada Mahmud Abbas dengan ancaman akan menghentikan semua proses perundingan damai. Seorang pejabat Israel menegaskan, Palestina harus mengerti, bahwa masa depan politik dan ekonomi mereka akan bergantung pada apakah akan bekerjasama dengan Israel melawan kelompok teroris Palestina. Berubahnya sikap Abbas sendiri cukup mengejutkan pemerintah dan kubu oposisi di Israel.

Tzachi Hanegbi, Kepala Komisi untuk Pertahanan dan Politik Luar Negeri di Knesset mengatakan, „Kekuatan yang sangat radikal di antara anggota PBB menguasai jalannya perdebatan. Sikap kecewa menyangkut laporan Goldstone yang menyebar di PBB cuma mempermudah kelompok kriminal itu dalam memaksakan kehendaknya. Sebuah keputusan yang akan mengadili sebuah pemerintah yang berpegang teguh pada hak-haknya dan konstitusi dalam memerangi kelompok kriminal."

Betapapun kerasnya penolakan Israel, laporan Goldstone disambut oleh sebagian besar masyarakat dunia. Inggris, Prancis, bahkan Amerika Serikat, mendukung seruan sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon, agar Israel dan Hamas menggelar proses hukum menindak lanjuti laporan Goldstone. Kendati Amerika menyebut juga bahwa laporan itu terlalu berat sebelah.

Sebastian Engelbrecht/Rizki Nugraha

Editor: Ging Ginanjar