1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Italia Tarik Tawaran Gelar Olimpiade 2020

16 Februari 2012

Italia mencabut penawaran menjadi tuan rumah Olimpiade 2020. Krisis ekonomi menjadi alasan yang dilontarkan PM Mario Monti.

https://p.dw.com/p/144F4
Spanduk bertuliskan: "Cukup permainan dalam hidup kami. Beri uang untuk perumahan."
Spanduk bertuliskan: "Cukup permainan dalam hidup kami. Beri uang untuk perumahan."Foto: AP

Perdana Menteri Italia Mario Monti menarik tawaran Roma untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2020. Monti menilai akan sangat tidak bertanggung jawab untuk membuat komitmen finansial sebesar Olimpiade di tengah terpuruknya situasi ekonomi negara. Monti juga tidak dapat menjamin Roma mampu menyediakan jaminan finansial untuk event olahraga berskala besar.

Sehari sebelum tenggat waktu bagi tawaran kandidat tuan rumah kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC), Monti menggelar konferensi pers. "Setelah melalui pertimbangan yang berat, kami mengambil keputusan bulat untuk tidak membuat komitmen finansial semacam Olimpiade di tengah krisis ekonomi. Kami sudah menuntut warga Italia untuk berkorban," ujar Monti mengacu pada langkah-langkah penghematan yang dilancarkan pemerintahannya demi menghindari kebangkrutan Italia dalam membayar kembali utang negara.

Menanggapi keputusan pemerintah, Presiden Komite Olimpiade Nasional Italia, Gianni Petrucci, menyatakan pupus sudah mimpi Olimpiade bagi Italia. "Saya menerima keputusan ini, namun saya akan lebih menerima kalau mendapatkan penghormatan yang lebih besar. Karena mengatakan tidak kepada kami di hari terakhir, tidak bisa dibilang baik," tandas Petrucci.

Penarikan diri Roma membuka ruang lebih besar bagi Madrid, Baku, Doha, Istanbul dan Tokyo sebagai pesaing kandidat tuan rumah Olimpiade 2020. Meski Spanyol juga terbelit krisis finansial yang cukup berat, Kepala Komisi Olimpiade Nasional Madrid, Alejandro Blanco, menegaskan tidak akan mengikuti langkah Roma. "Mundurnya Roma tidak berpengaruh apapun terhadap penawaran kami," ungkap Blanco kepada kantor berita AFP.

Carissa Paramita/dw

Editor: Hendra Pasuhuk