1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jadi Untuk Siapa DP Nol Rupiah?

13 Juli 2017

Program kepemilikan rumah dengan DP nol rupiah yang diusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno tadinya untuk mereka yang berpenghasilan di bawah Rp 7 juta. Kini untuk yang berpenghasilan Rp 7-10 Juta?

https://p.dw.com/p/2gRP9
Indonesien Anies Baswedan und Sandiaga Uno
Foto: Reuters/M. Agung Rajasa

Saat kampanye pasangan Anies-Sandi menjelaskan, program  kepemilikan hunian hanya dengan uang muka atau DP (down payment) nol rupiah  ini ditujukan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah yang penghasilannya per bulan maksimal Rp 7 juta.

Jika berpatokan pada upah minimum regional (UMR) DKI Jakarta sebesar Rp 3,3 juta, maka program  DP 0 rupiah ini hanya bisa diikuti oleh mereka yang berpenghasilan paling banyak sekitar dua kali UMR DKI Jakarta. Demikian dikutip dari Kompas.com.

Namun baru-baru ini Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno memaparkan skema lain yang dibahas oleh tim Anies-Sandi untuk program DP nol rupiah, yakni peserta program adalah warga Jakarta dengan penghasilan mulai dari 7 sampai 10 juta rupiah.

Dikutip dari Republika, Sandiaga mengatakan: "Ini lagi dihitung ya, ancar-ancarnya antara 7 sampai 10 juta rupiah. Di antara Rp 7 juta ya kira-kira, dilihat dari skemanya. Menurut saya memungkinkan, tergantung dari skemanya nanti."

Sandiaga: Agar bisa mencicil

Alasannya, peserta program tersebut harus memiliki  kemampuan dalam mencicil rumah tersebut per bulannya. Dilansir dari Kompas, Sandiaga mengatakan: "Kalau dia pendapatannya 7 juta rupiah tapi pengeluarannya 6,9 juta rupiah tak akan bisa partisipasi. Jadi, harus yang bisa menabung dan digunakan untuk menyicil rumah."  Atas perubahan skema tersebut warga DKI yang ingin berpartisipasi dalam program itu kini menuntut penjelasan.

Sementara itu, tim sinkronisasi Anies-Sandi menyebut program rumah dengan DP atau uang muka 0 rupiah untuk penghasilan Rp 7-10 juta masih terus dikaji. Belum ada keputusan akhir  terkait skema pembiayaan salah satu program unggulan dalam kampanye Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta itu.

Beda pernyataan dengan tim sinkronisasi

Dilansir dari Republika, menurut anggota tim sinkronisasi Edriana Noerdin, masyarakat yang bisa mengakses program rumah dengan DP 0 rupiah tidak terpatok kepada yang berpenghasilan  7 sampai 10 juta rupiah. "Sebetulnya kita tetap sesuai dengan janji kampanye, bukan hanya orang yang berpenghasilan Rp 7-10 juta saja yang bisa membeli rumah." Pernyataan itu berbeda dengan yang disampaikan Sandiaga: "DP 0 rupiah kategorinya untuk pendapatan sekitar 7-10 juta rupiah per bulan. Kalau di bawah itu  tidak cocok untuk pola rumah dengan DP 0 rupiah," ungkapnya, seperti dilansir dari Republika dan MSN.

Skema pembiayaan rumah DP 0 rupiah  menurutnya  juga akan jadi landasan dalam mengubah menjadikan status kepemilikan rumah susun sewa menjadi hak milik atau rusunami.

Sandi mengatakan baru akan merinci  program DP nol rupiah itu saat ia dan dan Anies Baswedan dilantik sebagai pimpinan DKI Jakarta, Oktober  mendatang.

ap/hp(republika/kompas/msn)