1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jafar Panahi Kembali Menantang Rejim Iran

12 Februari 2013

Sutradara Jafar Panahi kembali menantang rejim Iran dengan membuat “Closed Curtain“. Panahi kini masih menjalani hukuman tahanan rumah dan 20 tahun dilarang membuat film karena sikap kritisnya terhadap rejim.

https://p.dw.com/p/17cuU
Foto: Getty Images

Jafar Panahi adalah sutradara yang menjadi musuh pemerintah Islam Iran. Dia mendapat perhatian dunia berkat film “The Circle” dan “Offside”.

Lewat film-filmnya, Panahi menjadi salah satu juru bicara utama kelompok yang menginginkan perubahan politik di negerinya. Dia membicarakan isu tabu seperti hak perempuan dalam beberapa karyanya. Dukungannya kepada kelompok oposisi telah membuat Panahi menjadi target pemerintah Iran.

20 Tahun Dilarang Membuat Film

Pada tahun 2010 Jafar Panahi dijatuhi hukuman berupa larangan membuat film selama 20 tahun ditambah enam tahun penjara karena dianggap melancarkan “propaganda melawan sistem.” Kini dia masih menjalani status sebagai tahanan rumah.

Namun tahun 2011 dia melanggar hukuman itu dengan membuat "This is Not a Film" yang dia selundupkan ke luar negeri melalui USB stick yang disembunyikan di dalam sebuah kue.

Film “Closed Curtain“ diputar secara perdana dalam Festival Film Berlin pada Selasa (12/03), namun Panahi tidak muncul di karpet merah meski penyelenggara festival mengatakan bahwa pemerintah Jerman telah meminta agar sutradara terkenal itu diperbolehkan hadir di Berlinale.

Hingga kini belum jelas apakah film yang mendapat sambutan besar dalam Berlinale kali ini akan membuat Jafar Panahi kembali dijatuhi hukuman tambahan.

Penderitaan Karena Represi

Panahi diam-diam ikut menyutradarai “Closed Curtain“, sebuah potret dengan banyak lapisan makna tentang bagaimana larangan atas berkarya telah membawa sutradara Iran itu ke dalam depresi bahkan pikiran untuk melakukan bunuh diri.

Co-sutradara dan rekan senegaranya Kamboziya Partovi hadir dalam konferensi pers bersama aktris Maryam Moghadam, namun dia tidak bisa mengungkapkan konsekuensi pembuatan film itu bagi Panahi maupun semua yang terlibat.

“Sampai saat ini tidak terjadi apa-apa,” kata dia, melalui seorang penerjemah. “Kami tidak tahu apa yang akan terjadi denga kami di masa depan.“

Menurut Partovi, “Closed Curtain” adalah hasrat untuk mengekspresikan diri pada satu sisi, meskipun itu tidak mungkin dilihat oleh orang di Iran.

“Bekerja itu sulit, tapi tidak bisa bekerja itu lebih sulit lagi, dan khususnya saat anda berada di puncak karir. Anda akan menjadi depresi, dan saya percaya itu terlihat dan muncul dalam film ini.”

Sementara aktris Moghadam mengakui, bahwa dia mengambil resiko dengan ambil bagian dengan beraksi untuk proyek film yang melibatkan Panahi. Moghadam, yang memiliki kewarganegaraan ganda Iran dan Swedia mengaku dia akan terus berusaha masuk ke Iran, untuk menjenguk sanak saudaranya. ”Saya bukan satu-satunya (yang mengambil resiko-red),” kata dia.

ab/ ap (DPA/ AFP/ AP)