1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jalan Menuju Integrasi Masih Panjang

3 November 2010

Kanselir Jerman Angela Merkel menilai konferensi tentang integrasi yang berlangsung di Berlin berhasil. Tetapi ia juga memperingatkan bahwa jalan menuju integrasi masih panjang.

https://p.dw.com/p/PxcZ
Kanselir Angela Merkel (kedua dari kanan) berfoto bersama peserta konferensi (03/11)Foto: AP

Kanselir Jerman Angela Merkel menilai konferensi mengenai integrasi yang diadakan di Berlin sukses. Meskipun demikian, Merkel mengatakan juga bahwa jalan menuju integrasi yang berhasil masih panjang.

Merkel juga memberikan komentar bahwa masyarakat multikulturalisme yang di Jerman disebut "multikulti", seperti pengertian dalam puluhan tahun terakhir, bahwa integrasi dapat terjadi hanya karena orang dari berbagai kebudayaan hidup bertetangga, tidak berfungsi. Menurut Merkel orang selama ini tidak menyadari, bahwa integrasi memerlukan lebih banyak keikutsertaan dan tenaga bagi masyarakat.

Imigran Penting di Sektor Umum

Petugas urusan integrasi Maria Böhmer mengedepankan fungsi sebagai jembatan yang dipegang imigran yang bekerja di sektor umum, misalnya sebagai polisi atau guru. Böhmer dan Menteri Dalam Negeri Thomas de Maizière juga menunjukkan, bahwa integrasi dan imigran harus dipandang secara terpisah. Satu dari setiap 20 pekerjaan di Jerman berasal dari perusahaan yang dimiliki imigran.

Die Integrationsbeauftragte der Bundesregierung, Maria Böhmer
Maria BöhmerFoto: picture-alliance/dpa

Konferensi keempat mengenai integrasi itu berlangsung hari ini (Rabu, 03/11) di Berlin. Dalam konferensi itu, Kanselir Angela Merkel membicarakan masalah pendidikan, pasaran tenaga kerja dan integrasi, bersama 120 peserta, yang terdiri dari menteri, wakil negara bagian, juga wakil dari dunia ekonomi, media, polisi, sport serta organisasi-organisasi imigran dalam masyarakat. Sebelumnya, Maria Böhmer telah menekankan pentingnya pendidikan.

Rencana Aksi

Menurut Böhmer, "Pendidikan adalah kunci integrasi. Artinya, jika seorang anak pergi ke sekolah tetapi tidak mengerti sepenuhnya bahasa Jerman, orang tentu tidak akan dapat mengikuti pelajaran. Jika orang tua mereka tidak mengetahui sistem persekolahan kita, mereka tidak akan dapat mendorong anak-anak mereka." Oleh sebab itu pemerintah juga menekankan dalam rencana integrasi, bahwa pendidikan harus diutamakan dan orang tua harus mendorong anak-anak mereka.

Dengan bersama sebuah rencana aksi dirumuskan. Rencana itu mencakup kesepakatan mengenai integrasi, yang akan dirumuskan secara bersama dengan lebih kongkrit dan mengikat. Sejumlah peserta konferensi mengkritik tidak adanya hasil konkret yang dicapai.

NO FLASH Deutschland Integration Integrationsgipfel Integrationskonferenz Merkel
Angela Merkel (tengah, depan), Menteri Dalam Negeri Thomas de Maizière (kedua dari kanan) berfoto bersama peserta konferensiFoto: picture-alliance/dpa

Reaksi Kelompok Turki

Di awal konferensi tersebut, yang diadakan di kantor Kanselir di Berlin, pemimpin kelompok masyarakat Turki di Jerman, Kenan Kolat melontarkan kritik keras. Ia menyatakan kecewa akan diskusi yang berlangsung beberapa bulan belakangan, sehingga tidak mengharapkan hasil yang berarti dari konferensi tersebut. Itu dikatakannya dalam wawancara dengan Reuters-TV. Ia menambahkan, orang juga harus mempertanyakan makna konferensi itu. Kolat terutama mengkritik tidak disediakannya waktu tersendiri bagi organisasi-organisasi imigran dalam konferensi. Seperti halnya dalam konferensi tahun 2007 lalu, rencana aksi baru diberikan pemerintah Jerman beberapa waktu sebelum konferensi. Ini menimbulkan kecurigaan akan keseriusan pemerintah Jerman. Demikian ditambahkan Kenan Kolat.

Sebaliknya, pemimpin forum multikultural di kota Lünen, Kenan Kücük yang juga ikut dalam konferensi, memberikan tanggapan positif. Ia mengatakan, masalah ijazah dari luar negeri yang dibawa oleh imigran memang harus didiskusikan lebih awal. Tetapi untuk mendiskusikannya lagi sekarang dan untuk menemukan solusi, menurutnya sangat baik. Kenan Kücük juga menyambut positif rencana Kementrian Keluarga, yang akan menyediakan lebih banyak dana untuk mendukung program pengajaran di taman kanak-kanak mulai tahun 2011.

Marjory Linardy/dpa/ap/epd

Editor: Ayu Purwaningsih