1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jelang Pertemuan Dewan Direktur IAEA

1 Maret 2010

Badan atom internasional, IAEA, tidak bisa mengkonfirmasi, bahwa program nuklir Iran hanya untuk tujuan damai, jika negara itu tidak mau bekerja sama sepenuhnya dengan IAEA. Demikian pernyataan pimpinan baru IAEA.

https://p.dw.com/p/MFVR
Direktur baru IAEA Yukiya AmanoFoto: AP

Untuk pertama kalinya dewan direktur IAEA bertemu untuk membahas laporan terbaru tentang Iran yang disusun oleh Yukiya Amano. Desember lalu, Amano menggantikan pendahulunya Mohammed El Baradei. Laporan pertama Amano ini memicu berbagai reaksi. Untuk pertama kalinya seorang pimpinan badan atom internasional menulis secara jelas, ada alasan untuk khawatir, bahwa Iran secara diam-diam merakit sebuah hulu ledak nuklir. Sikap Amano ini, dianggap lebih agresif dibandingkan dengan El Baradei dulu. Saat terpilih tahun lalu, Amano telah menegaskan : "Tidaklah cukup dengan hanya menjadi badan pengawas. Mempromosikan penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai pun tidak cukup. IAEA perlu mewujudkan tujuannya dalam cara yang sepadan dalam menanggapi masalah-masalah global."

Laporan Amano sebenarnya tidak berisi faktor-faktor baru. Yang ada adalah penilaian yang sama sekali berbeda. Mohammed El Baradei, yang lima tahun yang lalu mendapat penghargaan nobel perdamaian, selalu menegaskan kerjasama pemerintah di Teheran dengan IAEA dalam konflik atom. Ia tidak melihat adanya bukti akan program nuklir dengan tujuan militer, karena itu dalam pernyataan-pernyataannya pun El Baradei selalu bersikap netral. 

Terutama Amerika Serikat, berulang kali mengeritik El Baradei dan menuduhnya menyembunyikan materi-materi penting yang memberatkan Iran karena alasan politik. Ia dianggap tidak ingin memberikan amunisi bagi pihak yang selalu menuntut pemberian sanksi lebih berat atau serangan militer terhadap instalasi atom Iran.

Yukiya Amano juga tidak mempunyai bukti nyata, bahwa pemerintah di Teheran tengah merakit senjata nuklir. Tetapi ia menginterpretasi semua informasi yang ada berbeda dengan pendahulunya. Misalnya, pengayaan uranium yang kembali dilakukan oleh Iran. Dulu para inspektor IAEA baru mengetahuinya belakangan, begitu juga masalah eksperimen dengan hulu ledak khusus yang bisa digunakan sebagai detonator bom atom. Dalam laporannya, Amano mengambil berbagai informasi dari bermacam-macam sumber yang menurutnya bisa dipercayai. Direktur IAEA menuntut penjelasan dari pemerintah Teheran.

Usai pertemuan dengan dewan direktur IAEA, ada kemungkinan akan muncul resolusi baru terhadap Iran. Terakhir, dewan direktur menuntut pimpinan pemerintah Teheran untuk menghentikan semua pembangunan instalasi nuklir yang tidak diketahui oleh badan tersebut. Namun, badan atom internasional ini tidak dapat menjatuhkan sanksi terhadap negara anggota yang tidak mau bekerja sama. Ini urusan Dewan Keamanan PBB di New York. sejauh ini, disana Iran bisa selalu diselamatkan oleh hak veto Cina. Kali ini pun, pemerintah di Beijing telah mengatakan, bahwa mereka menolak penjatuhan sanksi yang lebih berat bagi Iran. 

Jörg Paas / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Hendra Pasuhuk