1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jenderal Sisi Calonkan Diri Sebagai Presiden

27 Maret 2014

Kepala Staf Angkatan Darat Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, mengumumkan pengunduran diri dari militer dan menyatakan diri maju dalam pemilihan presiden, sambil berumpah akan membersihkan negara itu dari “terorisme“.

https://p.dw.com/p/1BWYM
Foto: picture alliance/AP Photo

Sisi, yang juga adalah menteri pertahanan, tidak menghadapi pesaing serius dalam pemilu mendatang – yang kelihatannya akan digelar pada Juni – dan diperkirakan akan menang dengan mudah, berkat popularitas yang ia dapat dengan slogan ketertiban dan hukum yang selama ini dengungkan.

Namun kelompok Ikhwanul Muslimin yang merupakan pendukung presiden terguling Mohamed Mursi, yang digulingkan Sisi pada Juli tahun lalu, telah memperingatkan bahwa tidak akan ada stabilitas di Mesir di bawah ”bawang-bayang” kepemimpinannya.

Kelompok Islamis itu bersama para sekutunya terus melanjutkan protes mereka atas digulingkannya presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis itu, yang dilatari berbagai aksi kekerasan oleh kelompok-kelompok militan yang telah merenggut nyawa sejumlah polisi dan tentara.

Sisi mengumumkan pencalonan dirinya yang telah dinanti lewat sebuah pidato di stasiun televisi nasional.

“Hari ini, saya berdiri untuk terakhir kalinya di hadapan anda, dengan mengenakan seragam militer, setelah memutuskan mengakhiri tugas saya sebagai menteri pertahanan dan komandan angkatan bersenjata,“ kata dia, dengan mengenakan seragam lapangan perwiranya dan duduk dibalik sebuah meja.

“Dengan segala kerendahan hati, saya mencalonkan diri saya sendiri sebagai presiden Mesir.”

Rindukan stabilitas

Pencalonan Sisi kelihatannya akan disambut oleh jutaan rakyat Mesir yang lelah setelah lebih dari tiga tahun kekacauan sejak revolusi Musim Semi Arab yang menjatuhkan diktator Husni Mubarak.

Tapi kelihatannya pencalonan ini juga akan mengobarkan lebih lanjut gelombang protes kelompok Islamis dan menimbulkan kecemasan diantara para aktivis sekuler yang takut akan kembalinya kekuasaan militer dan diktator sebagaimana pada era Mubarak.

Selain Mursi, yang satu tahun kekuasaannya menciptakan perpecahan di Negara itu, semua presiden Mesir berasal dari atau dibentuk oleh angkatan bersenjata.

Bagi rakyat Mesir yang ingin mengakhiri kerusuhan yang telah membuat para investor dan turis menyingkir ketakutan, menghadapai pukulan keras secara ekonomi, latar belakang Sisi sebagai militer dianggap sebagai sebuah aset.

Angkatan bersenjata dilihat sebagai institusi paling stabil di Negara itu dan Sisi bisa mengandalkan bantuan lebih lanjut dari para sahabatnya di Negara-negara Teluk, yang telah memompa milyaran dollar ke Mesir sejak Mursi terguling.

ab/rn (afp,rtr,ap)