1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jepang dan AS Mulai Latihan Militer Terbesar

3 Desember 2010

Jepang dan AS memulai latihan perang terbesar selama ini, dengan dilatar belakangi meningkatnya ketegangan di kawasan Pasifik. Sementara itusuasana kedua Korea masih diliputi ketegangan.

https://p.dw.com/p/QOqa
Foto: AP

Jumat (03/12), Jepang dan Amerika Serikat memulai latihan militer terbesar dalam sejarahnya. Manuver militer yang disebut Keen Sword atau Pedang Tajam itu melibatkan 44 ribu personil militer, 60 kapal perang dan 400 pesawat udara dari kedua negara. Latihan militer itu digelar di lepas pulau-pulau di selatan Jepang, dekat pantai Korea Selatan dan di Laut Timur.

Menurut keterangan pejabat Departemen Pertahanan Jepang, latihan bersama ini digelar dalam rangka perayaan 50 tahun aliansi Jepang-Amerika Serikat. Latihan militer itu akan berlangsung hingga 10 Desember mendatang, dan sudah direncanakan sebelum terjadinya serangan artileri Korea Utara terhadap Korea Selatan pekan lalu, tapi dilakukan hanya satu hari setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan mendemonstrasikan kekuatan untuk menekan Pyongyang.

Sementara Korea Selatan, Jumat (03/12), mengatakan akan membom Korea Utara jika negara komunis itu berusaha mengulang serangan seperti yang dilakukan pekan lalu. Jika itu terjadi, calon menteri pertahanan baru Korea Selatan, Kim Kwan Jin, tidak menutup kemungkinan untuk melakukan serangan udara. Setiap serangan dari Utara akan dihukum secara mendasar. Hal tersebut disampaikan Kim Kwan Jin dalam dengar pendapat di parlemen di Seoul hari Jumat (03/12).

Meskipun demikian, kecil kemungkinan terjadinya eskalasi atau bahkan pecahnya perang. Disamping kurangnya sumber daya, Kim juga menunjuk pada dugaan pergantian kekuasaan yang akan berlangsung di Korea Utara, dari Presiden Kim Jong Il kepada putranya Kim Jong Un. Selain itu, pimpinan Korea Utara menyadari kekuatan militer Korea Selatan. Saat ini sekitar 28.500 tentara Amerika Serikat ditempatkan di Korea Selatan. Baru pekan lalu Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam manuver militer besar-besaran di Laut Kuning menunjukkan kebersamaan mereka menghadapi Korea Utara.

Kim Kwan Jin menyampaikan hal itu di depan parlemen, yang menyetujui pemilihannya sebagai menteri pertahanan baru Korea Selatan, satu hari setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan, Korea Utara mengancam kawasan tersebut dan seluruh dunia.

Jumat (03/12), dalam konferensi keamanan regional di Bahrain, Clinton kembali mengatakan, Korea Utara maupun Iran dapat menyulut persaingan persenjataan regional sehubungan ambisi keduanya untuk melaksanakan program senjata nuklir yang kontroversial.

Dyan Kostermans/afp/trt

Editor: Asril Ridwan