1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jepang dan Cina Lakukan Pembicaraan di Hanoi

29 Oktober 2010

Hubungan diplomatis kedua negara memburuk awal September, setelah kapten sebuah kapal Cina ditangkap oleh Jepang dekat rangkaian pulau di Laut Cina Timur yang oleh kedua negara diaku sebagai miliknya.

https://p.dw.com/p/Pu33
Protes anti Jepang di CinaFoto: AP

Hubungan Cina dengan Jepang merupakan hal yang penting. Begitu ungkap Menteri Luar Negeri Cina Yang Jiechi usai pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Jepang, Jumat pagi (29/10) di Vietnam. Sementara kepada pers Menteri Luar Negeri Jepang Seiji Maehara mengatakan, "Pertemuan kami berlangsung dalam atmosfir yang sang baik, dalam keadaan tenang dimana kedua pihak mengatakan apa yang ingin disampaikannya dan sifatnya memandang ke depan. Saya kira kedua pemimpin Cina dan Jepang akan bertemu di Hanoi.”

Kedua menteri itu menegaskan bahwa telah sepakat untuk memperbaiki hubungan dan melanjutkan pembicaraan soal pengembangan lahan minyak di laut lepas yang tertunda akibat sengketa terakhir.

Awal September, seorang kapten kapal ikan Cina ditangkap oleh Jepang, setelah menubruk kapal patroli Jepang dekat sejumlah pulau yang oleh kedua negara diaku sebagai miliknya. Cina bereaksi keras terhadap tindakan Jepang. Protes resmi dilayangkan, yang segera disusul dengan penghentian seluruh pembicaraan di tingkat atas kedua negara. Cina juga menjatuhkan sanksi-sanksi ekonomi dan membekukan sebagian besar acara kebudayaan yang bersifat bilateral. Sejak itu hubungan kedua negara berada pada titik paling rendah, apalagi kaum nasionalis di kedua negara terus berunjuk rasa terhadap negara tetangganya.

Sengketa penangkapan kapten kapal itu merupakan yang terakhir dalam serangkaian konflik antara Cina dan Jepang. Dan juga tidak terbatas pada klaim kedua negara atas kepulauan di Laut Timur Cina, yang oleh Cina disebut kepulauan Diaoyu dan oleh Jepang disebut Senkaku. Cina memiliki monopoli atas mineral bumi langka yang oleh Jepang dibutuhkan untuk memanufaktur produk-produk teknologi tinggi. Dalam pembicaraan Jumat pagi, Menteri Luar Negeri Jepang telah menyatakan kekuatirannya mengenai kebijakan kedepan Cina terkait dengan mineral langka tersebut. Menteri Luar Negeri Cina Yang Jiechi menegaskan bahwa mineral langka tersebut tidak akan dijadikan instrumen negosiasi.

Restriksi Cina terhadap ekspor bahan mineral bumi langka ini tidak hanya membuat resah Jepang. Menteri Luar Negeri Hillary Clinton yang hari Sabtu akan bergabung dalam perundingan puncak di Hanoi pada hari Sabtu, menyerukan agar Cina menjamin keberlangsungan perdagangan mineral berharga itu. Clinton menegaskan bahwa ia akan berusaha menemukan keseimbangan antara keinginan Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan rasa kuatirnya menghadapi sejumlah kebijakan. Ketegangan antara cina dan Jepang merupakan salah satu dari sejumlah sengketa yang membayangi kerjasama antara negara-negara di Asia yang ekonominya tengah berkembang.

Edith Koesoemawiri/dpa,rtr,afp

Editor: Hendra Pasuhuk