1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman, AS, Inggris Sepakat Tekan Rusia

11 April 2017

Presiden AS bersama Kanselir Jerman dan PM Inggris, lewat percapapan telefon sepakati diskusikan tekanan lebih kuat terhadap Rusia untuk putuskan hubungan dengan rejim Assad di Suriah.

https://p.dw.com/p/2b1tp
New York Proteste gegen US-Syrien Angriff
Foto: Getty Images/AFP/J. Samad

Pembicaraan telefon dilaklkan setelah Presiden AS, Donald Trump memerintahkan serangan peluru kendali Tomahawk ke pangkalan Angkatan Udara Suriah Jumat lalu. Aksi offensif AS tersebut dilancarkan berdasarkan asumsi bahwa militer Suriah melancarkan serangan dengan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri.

Kanselir Jerman Angela Merkel serta PM Inggris Theresa May setuju bahwa Presiden Suriah Bashar al Assad harus mempertanggungjawabkan serangan brutal yang menewsakan 100 orang termasuk anak-anak. Sejauh ini pemerintah Suriah menampik tuduhan jadi dalang di balik serangan.

Berusaha "membujuk" Moskow

Ketiga kepala pemerintahan "barat" itu sepakat, kini ada peluang untuk menggerakkan Rusia, yang jadi sekutu erat Assad, untuk memutuskan hubungan dengan rejim Suriah. Juru bicara Theresa May mengatakan, ketiganya setuju, bahwa kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson ke Moskow pekan ini bisa jadi awal proses tersebut.

Apakah langkah tersebut akan menggerakkan Moskow untuk "bercerai" dengan Suriah, belum bisa diperkirakan sekarang. Namun pemerintah Rusia sudah menyatakan, serangan AS melanggar hukum internasional.

Ancam dengan sanksi lebih berat atau serangan kedua

Sementara itu Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson mengatakan Senin, sanksi lebih berat bisa dijatuhkan terhadap Moskow dan Damaskus. Namun Trump sebelumnya menyatakan, pemerintahannya akan menghapus sejumlah sanksi terhadap musuh-musuh Washington.

Dalam pembicaraan di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri G7 di Italia, menlu Inggris itu juga memperingatkan Rusia dan Suriah, bahwa Washington bisa kembali mengintervensi di Suriah.

Sebelum serangan senjata kimia di Suriah, Presiden AS Donald Trump tampaknya tidak berminat untuk melancarkan intervensi militer terhadap Bashar al Assad. Kini, setelah melakukan serangan sekali, muncul spekulasi, Trump juga akan memutuskan tindakan lebih keras lagi terhadap Suriah, bahkan juga terhadap Rusia. sebelumnya Moskow sudah memperingatkan, bisa pecahnya perang terbuka jika kelompok G7 melanjutkan ultimatumnya. 

ml/as (afp, rtr, dpa)