1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Bantu Pembangunan Kembali di Libya

Diana Hodali14 Februari 2013

Setelah rejim Gaddafi jatuh tahun 2011, Libya menghadapi awal yang baru. Jerman ketika itu tidak ikut dalam misi militer NATO. Tapi Jerman sekarang membantu berbagai proyek pembangunan kembali.

https://p.dw.com/p/17e5y
Pemandangan di Tripoli, Libya, Oktober 2012
Pemandangan di Tripoli, LibyaFoto: DW/G. Anderson

Dua tahun lalu warga Libya mulai melakukan aksi protes yang kemudian mendorong perubahan besar di negaranya. Pertempuran antara kelompok pemberontak dan rejim Gaddafi tidak berlangsung terlalu lama. Penguasa Libya Muammar Gaddafi tewas setelah tertangkap satu setengah tahun lalu. Sampai sekarang, situasi di Libya belum stabil. Kelompok-kelompok yang dulu memberontak, kini berebut kekuasan. Di Libya timur, di mana gerakan pemberontakan dulu dimulai, sekarang muncul kekecewaan. Warga mulai marah pada pemerintah pusat dan ingin memisahkan diri.

Karena situasi di Libya masih berbahaya, Kementerian Luar Negeri Jerman memperingatkan warganya agar tidak melakukan perjalanan ke negara itu. Warga Jerman yang berada di Benghazi diminta untuk segera meninggalkan kawasan itu. Situasi di Libya selatan juga masih kacau, karena tidak ada yang bisa mengawasi kawasan perbatasan. Kepala Pusat Penelitian Arab di Mainz, Günter Meyer mengatakan, orang sekarang khawatir bahwa pemberontak yang diusir dari Mali masuk lagi ke Libya.

Jerman Dukung Demokratisasi

Pemerintah Jerman dalam kerangka proyek Uni Eropa akan membantu pengamanan di perbatasan selatan Libya. Jerman membantu pelatihan dan pendidikan aparat keamanan agar mereka bisa mengambil alih tugas-tugas pengamanan. Bulan Juli 2012 Libya sudah melaksanakan pemilihan Dewan Nasional. Pada bulan Oktober 2012 dibentuk pemerintahan transisi. Ini merupakan langkah-langkah penting membangun demokrasi. Namun situasi keamanan masih tetap tidak stabil dan kondisi ini adalah ancaman besar bagi proses demokratisasi.

”Itu sebabnya Jerman mendukung berbagai proyek demokratisasi, terutama melalui kerjasama dengan Uni Eropa”, kata pengamat Libya Günter Meyer dalam percakapan dengan Deutsche Welle. Jerman saat ini menyalurkan dana sampai 4,3 juta Euro untuk memperkuat struktur demokrasi. Sebuah komisi khusus sedang membantu penyusunan konstitusi Libya. Pertengahan 2013, jika konstitusi yang baru sudah rampung, dapat dilaksanakan pemilihan umum untuk memilih parlemen dan presiden baru. Banyak pihak berharap, situasi akan lebih baik setelah terbentuk pemerintahan baru.

Suasana di bandara Tripoli, Mei 2012
Suasana di bandara Tripoli, LibyaFoto: Reuters

Salah satu masalah besar Libya adalah banyaknya senjata dan bahan peledak yang masih beredar. Untuk meredam aksi kekerasan, Jerman mendanai pembentukan Libyan Mine Action Center (LMAC) yang bertugas mengamankan senjata, munisi, ranjau darat dan sisa-sisa peralatan perang. Ketika terjadi pemberontakan tahun 2011, pemerintah Jerman juga memberi dana senilai 8 juta Euro sebagai bantuan kemanusiaan.

Kerjasama Ekonomi Dengan Libya

Setelah keruntuhan rejim Gaddafi, Libya sekarang harus membangun kembali perekonomiannya. Di era Gaddafi, Libya cukup lama mengalami sanksi ekonomi. Sampai sekarang, situasi ekonomi masih belum pulih. Steffen Behm dari Kamar Dagang Jerman DIHK menerangkan: ”Perdagangan dengan Libya sekarang memang berjalan, tapi perusahaan Jerman belum melakukan investasi karena situasi hukum masih belum jelas.” Banyak perusahan Jerman belum yakin perkembangannya akan membaik. Selain itu, banyak perusahaan yang punya kontrak lama dengan Libya. Masih belum jelas status kontrak-kontrak itu dan masih ada yang belum dibayar.

Tapi bisnis dengan Libya sudah berjalan. Tahun 2012 ekspor Jerman ke Libya mencapai sekitar 650 juta Euro. Sebelum revolusi, nilainya di atas 1 miliar Euro. Libya sebenarnya tertarik mengimpor lebih banyak mesin konstruksi dari Jerman, Tapi karena masih ada sengketa antara kelompok-kelompok milisi, sektor konstruksi dan pembangunan belum berjalan lancar. Perluasan bandara internasional di Tripoli juga terhenti. Pemerintah transisi tidak berani mengambil keputusan sampai pemilihan umum yang baru. Sampai sekarang, Libya masih kekurangan tenaga ahli karena situasi keamanan yang labil. Pemerintah belum mengeluarkan visa untuk tenaga ahli dari luar negeri.

Instalasi minyak As Sarah di Libya (Foto Arsip)
Instalasi minyak As Sarah di Libya (Foto Arsip)Foto: picture-alliance/dpa

Sekalipun banyak kesulitan, sektor konstruksi di Jerman sangat tertarik menjalin bisnis di Libya. Mereka berharap, banyak proyek akan berjalan kalau pemerintahan baru sudah terbentuk setelah pemillihan umum, demikian Steffen Behm dari Kamar Dagang dan Industri Jerman DIHK. Sektor produksi yang berhasil bangkit kembali adalah produksi minyak. Ini juga dirasakan oleh Jerman.

”Sebelum perang, Libya sudah menjadi pemasok minyak yang penting bagi Jerman”, kata Steffen Behm. Tahun 2012, impor minyak dari Libya malah lebih banyak dari tahun 2010 di bawah Gaddafi. Tahun 2010 impor minyak dari Libya mencapai 3 miliar Euro. Tahun 2012 naik menjadi 5 miliar Euro. ”Ini membuktikan bahwa Libya adalah mitra penting bagi Jerman dalam impor minyak.” Jerman memang tidak berpartisipasi dalam misi militer NATO tahun 2011. Tapi menurut Steffen Behm, hal itu tidak punya pengaruh negatif bagi hubungan ekonomi Jerman-Libya.