1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

290411 Gewinner Verlierer Arbeitsmarkt

3 Mei 2011

Mulai 1 Mei, warga negara delapan negara Eropa Timur bisa bekerja di Jerman tanpa izin dan tanpa kecuali. Perubahan apa saja yang akan dialami pasar tenaga kerja di Jerman?

https://p.dw.com/p/118DB
Para pekerja musiman asal Polandia yang datang saat masa panen asparagus di JermanFoto: picture-alliance/ ZB

Jerman dan Austria akhirnya membuka pasar tenaga kerja bagi delapan negara bekas Uni Soviet yang bergabung dengan Uni Eropa tujuh tahun lalu. Salah satu keuntungan terbesar menjadi warga negara Uni Eropa adalah kebebasan untuk hidup, bekerja dan bepergian kemanapun antara 27 negara tanpa batasan. Namun saat Polandia, Republik Ceko, Hungaria, Slovakia, Slovenia dan tiga negara Baltik bergabung dengan Uni Eropa, Jerman dan Austria membatasi mobilitas tenaga kerja dari negara-negara tersebut. Sementara negara-negara lainnya langsung membuka pasar lapangan kerja bagi para pekerja dari Eropa Timur.

Keputusan Berlin berujung pada kekurangan tenaga kerja terampil di berbagai sektor mulai dari teknologi hingga kesehatan. Menurut Ulf Rinne dari Institut untuk Studi Tenaga Kerja atau IZA, sebuah think tank swasta di Bonn, tujuh tahun yang hilang mendorong Jerman ketinggalan dalam kompetisi global memperebutkan tenaga kerja ahli. Kebanyakan pekerja dari Eropa Timur sudah lari ke Inggris, Swedia dan Irlandia.

IZA memperkirakan jumlah warga Eropa Timur yang akan datang ke Jerman di tahun pertama mencapai 100 ribu orang. Angka yang jauh lebih kecil dari jutaan orang yang sebelumnya dikhawatirkan pemerintahan Berlin akan merebut pekerjaan warga Jerman, menekan tingkat upah dan menyalahgunakan sistem jaminan sosial. Kekhawatiran yang tidak berbasis menurut Direktur Institut Riset Pasar Tenaga Kerja di Nürnberg, Joachim Möller. "Pendatang tetap harus membayar pajak di Jerman, berkontribusi bagi sistem jaminan sosial dan pada akhirnya berkontribusi bagi penciptaan nilai perekonomian Jerman."

Masih menurut Möller, pasar tenaga kerja Jerman yang kini terbuka bagi pendatang tidak bisa dibilang membawa lebih banyak peluang maupun lebih banyak resiko bagi warga Jerman. "Kami bahkan punya wilayah di Jerman yang memiliki angka pengangguran tinggi. Tentunya ini menjadi kasus untuk memberi potensi domestik pekerjaan. Di sisi lain, kami hanya memiliki sejumlah wilayah di Jerman Selatan yang jumlah penganggurannya berada di bawah 3 persen. Ini tentu menjadi peluang besar bagi kaum pendatang. Terutama bagi mereka yang kompeten."

Yang pasti, kini Menteri Tenaga Kerja Ursula von der Leyen justru mendorong warga Jerman untuk tidak merasa terancam dengan adanya tambahan tenaga kerja dari Eropa Timur, "Jerman butuh tambahan tenaga kerja untuk bisa berfungsi dengan baik. Kekurangan tenaga kerja akan teratasi dalam beberapa tahun ke depan."

Sejak tahun 2006, jumlah pengangguran di Jerman telah menurun secara bertahap dan kini berada di kisaran 3 juta orang. Sejumlah pelaku bisnis telah mengeluh tidak memenuhi permintaan pasar karena kekurangan tenaga kerja terampil. Apakah masalah ini bisa teratasi mulai 1 Mei? Memang para pekerja dari delapan negara Eropa Timur tidak lagi butuh izin kerja. Mereka kini memiliki hak yang sama dengan warga negara Uni Eropa. Tapi apakah ini cukup untuk menarik tenaga kerja terampil ke Jerman?

Jawabannya tidak menurut Ulf Rinne dari IZA. Jerman sudah mengirimkan pesan yang salah ke generasi muda Eropa Timur. Terlebih lagi bagi tenaga kerja terampil di Bulgaria dan Rumania yang masih harus menunggu untuk bisa bekerja dengan bebas di Jerman, kemungkinan besar hingga tahun 2014. Mereka juga umumnya lebih memilih Spanyol atau Italia sebagai tempat mengadu nasib. Sejumlah rintangan yang masih harus dilalui menjadi dorongan bagi pasar gelap tenaga kerja Eropa Timur untuk tetap eksis. Semuanya tidak akan berubah begitu saja pasca 1 Mei. Pasar gelap tenaga kerja akan tetap menjadi fenomena.

Magdalena, seorang perempuan Polandia yang bekerja sebagai perawat di rumah jompo di Bonn, mengaku skeptis kalau orang-orang Polandia akan langsung memanfaatkan kesempatan untuk bekerja di Jerman. Setidaknya di bidang kesehatan, seorang tenaga kerja terampil dari Eropa Timur harus melewati penyetaraan gelar dan ijazah terlebih dahulu. Proses yang tidak mudah dan butuh waktu lama. Tenaga kerja dari Eropa Timur diprediksi akan lebih banyak di wilayah-wilayah perbatasan seperti Bayerna, Sachsen atau Brandenburg. Lokasi yang masih memungkinkan bagi mereka untuk tinggal di luar Jerman. Tentunya untuk menghindari tingginya biaya hidup.

Diana Fong/Klaudia Prevezanos/Carissa Paramita

Editor: Rizki Nugraha