1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

081209 Deutschland Ex-Botschafter Israel-Appell

10 Desember 2009

Dalam surat kepada kanselir dan menteri luar negeri Jerman, 24 mantan diplomat tinggi menuntut pemerintah Jerman agar terlibat lebih aktif dalam proses perdamaian Timur Tengah dan tidak segan melakukan tekanan.

https://p.dw.com/p/KyL4
Gambar simbol Kanselir Merkel dan perdamaian di Timur TengahFoto: picture-alliance / dpa / DWMontage

Bagai mendobrak tabu: 24 pensiunan diplomat tinggi Jerman menuntut pemerintahnya agar bersikap lebih tegas terhadap Israel. Dalam sebuah paper yang dipublikasikan harian Süddeutsche Zeitung pada situs internetnya, para mantan diplomat ini menegaskan bahwa Jerman perlu lebih aktif dalam perkembangan politik Timur Tengah, dan tak perlu segan menggunakan tekanan. Paper itu menerangkan, dengan begitu Jerman bisa mendorong lebih banyak perbaikan bagi pihak-pihak yang terlibat konflik. Demikian jabaran naskah yang dirumuskan secara hati-hati itu.

Para penandatangan naskah berusaha agar mereka tidak dianggap "anti-israel“. Salah seorang diantaranya, mantan duta besar Michael Libal, menyatakan, "Kami bukannya menentang Israel. Kami ingin agar di Timur Tengah terlaksana perdamaian yang adil. Paper tersebut ditujukan kepada pemerintah Jerman. Kami ingin mendorong agar Uni Eropa mendukung inisiatif Amerika Serikat, dan Jerman tidak memblokir kebijakan di dalam Uni Eropa yang mendorong proses perdamaian .“

Di belakang layar, para diplomat Eropa telah lama mengeluhkan bahwa upaya mereka untuk mendesak Israel memenuhi kesepakatan yang telah dibuatnya, kerap dijegal oleh diplomat Jerman. Sebagai contoh, penetapan pajak atas hasil produksi kawasan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina yang telah diduduki. Sampai kini produk-produk ini masih berada dalam daftar produk Israel yang diistimewakan dengan fasilitas kemurahan pajak.

"Ada bahaya, bahwa prinsip solidaritas kepada Israel disalah artikan sebagai dukungan atau malah bungkam menghadapi semua kebijakan pemerintah Israel. Ini tak boleh terjadi“, begitu kritik para mantan diplomat ini.

Dituliskan, sejarah memang mewajibkan Jerman untuk menjaga agar negara Israel aman. Namun keamanan yang sebenarnya hanya dapat diraih melalui jalan politik dan bukan pendudukan atau meluaskan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina. Mantan dutabesar Libal mengatakan, "Saya pikir, dalam jangka panjang kita akan melayani Israel dengan lebih baik, apabila kita lebih terlibat dalam upaya-upaya internasional untuk mempromosi perdamaian.“

Para mantan diplomat Jerman mendapat dukungan atas sikapnya dari kelompok perdamaian di Israel. Beberapa hari lalu, pemenang hadiah Nobel alternativ, Uri Avnery, menulis bahwa Jerman bisa membuktikan persahabatannya dengan mendukung gerakan perdamaian Israel, dan bukan kubu kanan radikal yang bercokol di pemerintah Israel.

Pandangan serupa diungkapkan Rabbi Arik Ashermann, ketua organisasi "Kaum Rabbi Pro Hak Azasi Manusia“. Rabbi Ashermann mengatakan, "Seorang teman baik tak akan membiarkan kawannya yang mabuk mengemudi sebuah mobil. Perkawanan yang sebenarnya, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam hubungan antara negara, bukan membiarkan kawannya itu berbuat apa saja dan hanya mengatakan "iya sayang“. Kalau itu yang dilakukan, yang ada adalah hubungan yang tak beres dan merusak.“

Bettina Marx / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk