1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

010911 Deutsche Waffen Libyen

2 September 2011

Militer Jerman tidak ditempatkan di Libya tapi senjata Jerman. Gambar-gambar di media menunjukkan senapan serbu buatan perusahaan senjata Heckler und Koch, yang diangkut para pemberontak dari kediaman Gaddafi.

https://p.dw.com/p/12S5L
Senapan serbu tipe G36dari Heckler & KochFoto: picture-alliance/dpa

4 Maret 2011 dalam pernyataan pers, aktivis anti senjata terkenal Jerman Jürgen Grässlin sudah melaporkan adanya senapan serbu dari produsen senjata Jerman Heckler und Koch di Libya. Tapi keterangan pers dari Pusat Informasi Persenjataan yang dipimpinan Grässlin di Freiburg, hampir tidak didengar.

Saat ini situasinya berbeda. Bukan saja karena aktivis anti perang Grässlin, hari Kamis (01/09), dianugerahi Penghargaan Karl yang Agung kota Aachen. Tapi terutama karena makin banyak orang yang bertanya, mengapa pemberontak Libya di Tripoli bisa merebut senjata G36 buatan pabrik Heckler und Koch.

Setelah berhasil direbutnya ibukota Tripoli oleh para pemberontak, media menampilkan gambar-gambar saat penjarahan rumah kediaman Gaddafi. Pada tayangan, juga tampak para pemberontak menyandang senapan serbu baru dari Heckler & Koch.

Mantan inspektur senjata PBB yang kini menjadi anggota parlemen dari Partai Kiri, Jan van Aken, meminta dibentuknya komisi pemeriksaan parlemen Jerman, "Ada tiga kemungkinan, Heckler&Koch menjual tanpa izin, atau menjual kepada pihak ke-tiga, yang kemudian mengirimnya ke Libya, atau pemerintah Jerman berbohong. Itu harus diselidiki kejaksaan, Heckle&Koch harus menjelaskannya. Saya juga ingin pemerintah Jerman menjelaskan, apa, kapan, siapa yang memberikan izin mengenainya."

Pihak kejaksaan sudah dilibatkan. Heckler & Koch sendiri sudah mengajukan surat gugatan terhadap orang tidak dikenal. Pada situsnya perusahaan itu menyebutkan tidak pernah sekalipun mengirim senjata ke Libya. Pengiriman itu tentunya berlangsung ilegal.

Di Jerman bisnis penjualan senjata diatur oleh peraturan pengawasan senjata perang. Yang bertanggung jawab mengeluarkan ijin ekspor adalah Kementerian Ekonomi dan Teknologi. Bagaimanapun jumlah ijin yang dikeluarkan menempatkan Jerman saat ini sebagai eksportir senjata ke-tiga terbesar di dunia. Demikian menurut keterangan Pusat Kajian Perdamaian SIPRI.

Menurut aktivis anti senjata Jürgen Grässlin, senapan serbu G36 yang ditemukan di Libya berasal dari tahun 2003. Apakah senjat tersebut langsung dari Heckler & Koch atau diekspor melalui salah satu mitra NATO, akan dapat diketahui dengan menelusuri ke negara mana pada tahun tersebut senjata G36 dikirim. Pembeli dengan kondisi finansial kuat selalu menemukan jalan untuk lolos dari pembatasan ekspor, misalnya melalui negara ke-tiga.

Kenyataan ini tidak dibantah Michael Ashkenazi, pakar senjata pada Pusat Konversi Internasional Bonn, "Masalah utamanyaa adalah jika senjata pertama-tama dikirim kepada seseorang. Jika sistem di negara tersebut korup, atau jika terjadi revolusi seperti di Libya, maka situasi berubah dalam sekejap dan ribuan senjata dapat menghilang."

Meski demikian kepada Deutsche Welle Ashkenazi menekankan, berdasarkan analisa gambar-gambar yang ditunjukkan kepadanya, ia belum bisa mengatakan berapa banyak senjata yang berasal dari perusahaan senjata Heckler & Koch.

Matthias von Hein/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk