1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

040711 Panzergeschäfte

4 Juli 2011

Arab Saudi tertarik membeli tank baja buatan Jerman. Pemerintah di Berlin mengisyaratkan setuju pembelian tank baja oleh Arab Saudi. Oposisi berang karena bisnis seperti itu berlawanan dengan panduan ekspor Jerman.

https://p.dw.com/p/11osO
Tank baja Leopard 2A7+ saat uji kendara.
Tank baja Leopard 2A7+ saat uji kendara.Foto: KMW/dpa

Pemerintah Jerman tidak membantah kabar itu, namun hanya berdiam diri. Mereka berdiam diri terhadap pertanyaan apakah penjualan tank baja ke Arab Saudi benar-benar disetujui. Lebih dari 200 tank baja mutakhir tipe Leonard 2A7+ tampaknya ingin dibeli Arab Saudi. 44 di antaranya dikabarkan sudah dibeli. Bagi perusahaan senjata Krauss-Maffei Wegmann, itu merupakan bisnis bernilai miliaran Euro.

Pemerintah di Berlin tidak membenarkan kabar tersebut karena di Jerman berlaku ketentuan khusus ekspor senjata bagi negara-negara yang disebut "kritis". Yakni Dewan Keamanan Federal sebelumnya harus memberikan izin mengenai ekspor itu. Dewan Keamanan Federal Jerman adalah dewan dalam kabinet pimpinan kanselir yang beranggotakan sejumlah menteri. Dewan tersebut selalu melakukan pertemuan yang sifatnya tertutup. Jadi publik Jerman tidak pernah tahu tentang izin ekspor semacam itu. Menteri Luar Negeri Guido Westerwelle juga tidak mengumumkan hasil pertemuan tersebut:

"Pertemuan itu sifatnya tertutup dan rahasia. Sebab itu saya tidak bisa memberikan jawaban yang bisa mengarah pada spekulasi dan tidak akan melakukannya," katanya.

Di Jerman terdapat peraturan ketat mengenai ekspor senjata ke negara yang bukan aliansinya. Jika situasi HAM atau situasi keamanan di suatu kawasan tidak terjamin, maka Jerman tidak boleh mengadakan bisnis senjata di kawasan tersebut. "Tidak boleh ada pengiriman ke wilayah krisis", demikian isi peraturan tersebut. Meski pun begitu, terdapat beberapa kali pengecualian. Hal tersebut baru diumumkan setahun atau dua tahun kemudian secara resmi dalam laporan ekspor senjata pemerintah Jerman.

Juga walaupun kali ini masih belum jelas apakah benar-benar terjadi transaksi, tiga partai oposisi menanggapinya dengan kritik tajam. Bisnis semacam itu ilegal, kata Ketua Partai Hijau Claudia Roth.

"Arab Saudilah yang membantu Bahrain meredam gerakan demokrasi dengan pengerahan tank baja. Arab Saudilah yang terlibat dalam bisnis terorisme internasional dan selalu mendukung struktur Taliban. Bagi saya, ini adalah merupakan malapetaka kepercayaan terhadap politik luar negeri Jerman," tegas Roth.

Partai Sosial Demokrat Jerman (SPD) juga bersikap skeptis terhadap kemungkinan ekspor tank baja Jerman ke Arab Saudi. "Arab Saudi terletak di dalam tong mesiu, jangan melempar korek api ke dalamnya," ungkap Sekjen SPD Andrea Nahles. "Arab Saudi termasuk negara dengan pelanggaran HAM terparah di kawasan," ujar Klaus Ernst, ketua Partai Kiri. Ernst juga mengritik, pemerintah Jerman tampaknya bertindak dengan perhitungan, memperdagangkan tank baja paling mematikan untuk penindas terparah.

Menteri Luar Negeri Westerwelle menanggapi pertanyaan yang berulang kali dilontarkan mengenai sikapnya terhadap bisnis senjata seperti itu, "Kami juga mencari kemungkinan kemitraan dengan negara semacam itu di kawasan Arab dan mengembangkan kepentingan politik luar negeri kami. Negara seperti itu, yang tentunya dalam masalah sistem hukum atau masyarakat sipil berbeda pandangan dengan Jerman."

Apakah kalimat ini mengisyaratkan bahwa menteri luar negeri Jerman itu mendukung bisnis senjata dengan Arab Saudi, adalah spekulasi. Oposisi juga ingin membawa tema ini ke parlemen dan mengetahui lebih jauh mengenainya.

Nina Werkhäuser/Luky Setyarini

Editor: Dyan Kostermans