1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Khawatir dengan Perkembangan Politik di Afghanistan

4 November 2009

Presiden Hamid Karzai harus menjadi presiden semua warga Afghanistan dan menaungi berbagai kelompok. Demikian komentar Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle, setelah dibatalkannya pemilihan penentuan.

https://p.dw.com/p/KOLq
Hamid Karzai didampingi kedua wakilnya Karim Khalili (kanan) dan Qasim Faheem (kiri) dalam konferensi pers di Kabul, 3 NovFoto: picture alliance / dpa

Pemilihan presiden yang diwarnai manipulasi dinilai di Berlin sebagai sebuah peringatan. Masyarakat internasional harus meningkatkan upayanya untuk mendukung Afghanistan menuju negara hukum dengan lembaga pemerintahan yang stabil, agar dapat muncul kepercayaan dari warga. Bagaimana masalah di akar rumput dapat dipecahkan, bila pucuk pemerintahan korup.

Sehubungan dengan hasil pemilihan, muncul berbagai tanggapan di Jerman. Menteri Negara pada Kementerian Luar Negeri di Berlin Werner Hoyer kepada pemancar Deutschlandfunk mengatakan, "Saya pikir , masyarakat internasional yang terlibat di Afghanistan harus secara khusus memperhatikan masalah negara hukum di Afghanistan. Dalam waktu lama tidak akan berjalan dengan baik, berkaitan dengan masalah pemilihan, bila sebuah negara diselimuti oleh kasus korupsi dan sindikat kriminal. Dapat dipastikan tidak akan berhasil dicapai struktur pemerintah yang dapat diandalkan."

Penilaian yang senada juga disampaikan anggota parlemen dari Partai Hijau Tom Koenigs, yang pada tahun 2006 dan 2007 menjadi utusan PBB di Afganistan. "Hasilnya tentu saja mengecewakan, karena sekarang Afghanistan memiliki seorang presiden yang tercoreng legitimasinya. Juga penyelenggaraan pemilihan cacat. Ini tentu saja mengakibatkan kepercayaan terhadap demokrasi melemah."

Presiden yang lemah dengan legitimasi yang terbatas, tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat iternasional. Pemerintahan Presiden Hamid Karzai adalah mitra utama pembicaraan, bila berkaitan dengan kesepakatan bagi tujuan pembangunan kembali. Untuk itu direncanakan sebuah konferensi internasional Afganistan, yang kemungkinan diselenggarakan awal tahun 2010 mendatang. Juru bicara pemerintah Jerman Ulrich Wilhelm mengungkapkan, "Kami menghendaki tahun depan bersama pemerintah baru Afghanistan membicarakan tujuan pembangunan. Misalnya meningkatkan pendidikan polisi dan tentara. Dengan melihat besarnya tantangan yang dihadapi Afghanistan, dan juga dengan melihat tugas masyarakat internasional yang harus diselesaikannya, maka pemerintahan baru memerlukan dukungan dan kepercayan dari warga Afghanistan."

Berapa besar dukungan itu masih ada, pemerintah di Berlin hanya dapat menduga. Dari semua pendapat mengenainya, terdengar kritik terhadap diri sendiri mengenai kelalaian masyarakat internasional untuk meningkatkan tekanan terhadap Afghanistan. Anggota parlemen dari Partai Hijau Tom Koenigs mengatakan, "Kita harus menekankan agar warga Afghanistan mengambil dan memikul tanggung jawab. Hanya dengan cara itu dapat ditarik perspektif yang logis mengenai penarikan pasukan."

Untuk sementara pemerintah Jerman tetap mempertahankan misi tentara Jerman di Afghanistan. Juga kekuatan pasukannya, maksimal sebanyak 4500 tentara serta rencana penugasannya tidak mengalami perubahan, bila mandatnya diperpanjang bulan Desember mendatang.

Nina Werkhäuser/Asril Ridwan

Editor: Agus Setiawan