1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Ributkan Skandal Kundus

13 Desember 2009

Hasil temuan baru mengenai serangan di Kundus menambah tekanan terhadap Menteri Pertahanan Jerman Guttenberg. Ketua Partai SPD Sigmar Gabriel menyatakan, Sebaiknya Guttenberg mempertimbangkan untuk mengundurkan diri.

https://p.dw.com/p/L1Zo
Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg
Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu GuttenbergFoto: AP

Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg mengatakan kepada surat kabar Jerman Bild am Sonntag bahwa dua pejabat tersebut menahan informasi penting seputar serangan udara 4 September lalu di Kundus, Afghanistan.

"Untuk itu kedua pejabat tersebut telah menerima konsekuensinya," kata Guttenberg.

Dua pejabat tersebut, panglima militer Jerman Jenderal Wolfgang Schneiderhahn dan wakil Menteri Pertahanan Peter Wichert, meletakkan jabatannya bulan lalu akibat skandal yang memicu kontroversi politik di Jerman.

Namun majalah Jerman Der Spiegel dan surat kabar Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung mementahkan pernyataan Menteri Guttenberg. Kedua media itu dalam pemberitaannya menyebutkan bahwa dua pejabat itu sudah menyerahkan seluruh informasi mengenai serangan udara tersebut ketika Guttenberg memintanya.

Pemerintah Jerman menyatakan setidaknya 142 orang diyakini terbunuh atau terluka dalam serangan udara 4 September lalu terhadap dua truk tanki di Kundus yang dibajak Taliban. Pemerintah daerah setempat memperkirakan, jumlah korban tewas dari warga sipil antara 30 hingga 40 orang.

Sasaran Serangan adalah Taliban, Bukan Truk Tanki?

Akhir pekan lalu muncul pemberitaan sejumlah media Jerman bahwa sasaran serangan itu adalah sekelompok pemimpin Taliban dan bukan dua truk tanki yang dibajak seperti yang dilaporkan pemerintah Jerman.

Dengan mengutip laporan rahasia pasukan internasional pelindung Afghanistan ISAF, hari Sabtu (12/12), surat kabar Sueddeutsche Zeitung melansir laporan bahwa Kolonel Georg Klein, perwira Jerman yang memerintahkan serangan udara itu, "ingin menyerang orang-orang, bukan kendaraan."

Temuan baru menambah tekanan terhadap Menteri Pertahanan Guttenberg. Guttenberg juga meralat pernyataannya mengenai serangan udara tersebut, dari “sesuai dengan prosedur militer“, menjadi "tidak sesuai dengan prosedur militer."

Ralat pernyataan Menteri Guttenberg memancing kecaman. Kubu oposisi seperti Partai Sosial Demokrat SPD, Partai Hijau, dan Partai Kiri menuntut penjelasan pemerintah di depan parlemen.

Ketua Partai Sosial Demokrat SPD Sigmar Gabriel mengatakan,, "Pertama kami di parlemen ingin tahu, benarkah pemberitaan media itu? Apa benar yang dimuat di media itu adalah kenyataan? Setiap hari datang berita baru, setiap hari muncul laporan bantahan, menurut saya, itu tidak bisa ditoleransi. Parlemen punya hak untuk menuntut penjelasan pemerintah dan Guttenberg tidak harus membuat laporan baru, dia harus menjelaskan di sini, dia harus melakukan tugasnya, dan menjelaskan di parlemen apa yang sebenarnya terjadi di Afghanistan."

Gabriel juga mengatakan, sebaiknya Guttenberg mempertimbangkan untuk mengundurkan diri setelah pendahulunya Franz Josef Jung terpaksa meletakkan jabatan karena menutupi informasi mengenai serangan di Kundus.

LS/RN/dpa/afp