1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

290811 Fußfessel

29 Agustus 2011

Borgol kaki elektronik menjadi populer akhir-akhir ini di media massa. Alat itu lebih murah dari hukuman penjara. Jerman akan mengatur penggunaan borgol kaki elektronik.

https://p.dw.com/p/12PT6
Foto: picture-alliance/dpa

Borgol kaki elektronik adalah alat kecil, kira-kira sebesar telepon genggam, yang dipasang di pergelangan kaki atau betis. Dengan alat itu terpidana yang dibebaskan bersyarat, pelaku kejahatan fisik atau pelaku kejahatan seksual bisa terus diawasi. Borgol kaki elektronik akan aktif mengirim pesan kepada polisi jika pemakainya keluar dari zona daerah tertentu atau berusaha melepaskan alat itu. Saat ini sekitar 300 orang di Jerman harus memakai borgol kaki elektronik. Salah seorang diantaranya adalah Hassan. Ia dibebaskan bersyarat. Kesehariannya diatur ketat dan diawasi dengan borgol kaki elektronik.

"Mulai pukul delapan saya boleh keluar dari rumah, sampai pukul satu siang. Lalu harus harus melapor sampai pukul dua siang, karena diperintahkan begitu. Pukul sembilan malam saya harus sudah di rumah. Jika tidak, alarm berbunyi, saya menerima pesan, dan saya harus menjelaskan kenapa. Saya harus kembali ke penjara jika tidak mematuhinya," katanya.

Jerman akan mengesahkan undang-undang baru yang mengatur pengawasan terpusat semua pemakai borgol kaki elektronik. Sebuah dinas federal di negara bagian Hessen mengumpulkan semua data pemakai alat itu dan melaporkan setiap pelanggaran kepada kepolisian setempat. Sebelumnya tidak ada koordinasi terpusat seperti ini.  Biasanya untuk itu ditugaskan petugas khusus atau petugas bagian pengawasan terpidana bebas bersyarat. Juga, hanya sedikit negara bagian yang melakukan pengawasan dengan borgol kaki elektronik. Hanya negara bagian Hessen yang memiliki banyak pengalaman menggunakan alat itu.

Elektronische Fußfessel
Foto: dpa

Sejak sepuluh tahun terakhir, setiap tahunnya ada seratus orang yang harus memakai borgol kaki elektronik. Helmut Fünfsinn dari kementerian kehakiman negara bagian Hessen adalah salah satu pakar pengawasan dengan alat tersebut. Ia menjelaskan, "Pemakai borgol kaki elektronik pergi kerja setiap hari. Alarm akan berbunyi jika ia tidak pergi kerja. Malam harinya, ia pulang ke rumah, tidak pergi dengan teman-teman dan minum alkohol semalaman, alat itu juga akan melaporkan kegiatannya. Sejauh ini hasilnya bagus."

90 persen pemakai alat itu mematuhi semua perintah. Selain itu, teknologi borgol kaki elektronik diperbarui dan lebih canggih,  begitu kata Fünfsinn. Mereka yang berusaha melepaskan borgol itu selalu ketahuan atau tertangkap polisi. Namun masih ada kekhawatiran bahwa pemakainya tetap akan melakukan kejahatan. Jaminan keamanan seratus persen tidak ada.

Apalagi nantinya, pemakai borgol kaki elektronik adalah pelaku kejahatan berbahaya. Karena alat itu menggantikan hukuman tahanan luar. Hukuman semacam itu di Jerman dikenakan pada pelaku kejahatan yang masa tahanannya di penjara sudah habis namun dianggap masih sangat berbahaya, guna melindungi warga. Namun praktik pelaksanaan hukuman itu baru-baru ini diputuskan tidak seusai dengan hukum oleh Mahkamah HAM Eropa. Kini harapannya bergantung pada borgol kaki elektronik.

Borgol kaki elektronik juga menghemat banyak uang. Biaya hidup seorang narapidana di penjara Jerman berkisar 80 Euro per hari. Jika dengan borgol kaki elektronik, hanya 20 Euro per hari. Tapi tidak semua tahanan yang ditawari borgol kaki elektronik akan menerimanya. 30 persennya menolak. Fünfsinn menjelaskan, ada yang lebih memilih konsekuen tinggal di penjara daripada merasa tidak bebas meski berada di rumahnya sendiri.

Wolfgang Dick/Luky Setyarini

Editor: Dyan Kostermans