1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

150211 Flüchtlinge Bundesregierung

16 Februari 2011

Gelombang pengungsi dari Tunisia tampak tak berakhir. Di Sicilia, penjaga pesisir berhasil menghentikan sebuah kapal yang ditumpangi pengungsi Mesir. Perkembangan ini membuat cemas Eropa

https://p.dw.com/p/10I87
Foto: picture alliance/dpa

Jerman merisaukan berlanjutnya gelombang pengungsi dari Afrika Utara. Hari Senin (14/2) Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan bahwa tidak semua pengungsi Tunisia bisa datang ke Eropa. Hari Selasa (15/2) giliran Kementrian Dalam Negeri menyatakan hal serupa. Lebih jauh dikatakan, Jerman tidak setuju dengan pembagian pengungsi ke negara-negara Eropa melalui sistim kuota.

Menurut Sekretaris Negara Ole Schröder, sistim kuota bisa melonggarkan pemeriksaan yang dilakukan di negara-negara Eropa pertama yang dicapai oleh pengungsi. Schroder menjelaskan, "Kami menentang mekanisme pembagian pengungsi kepada negara-negara anggota, dan ingin agar perhatian diberikan berdasarkan solidaritas, terutama terkait dengan pendanaan, bantuan, penugasan Frontex dan penampungan pengungsi secara sukarela."

Tampil di sini pertanyaan mengenai kriteria pembagian pengungsi yang datang ke Eropa. Schröder menepis anggapan tentang kesulitan lebih besar yang dihadapi negara-negara Eropa selatan soal pengungsi ini. Menurutnya, Belgia tahun lalu telah menerima tiga kali lebih banyak pengungsi daripada Italia. Swedia bahkan lima kali lebih banyak. Sementara di Jerman tahun 2010, ada sekitar 48 ribu orang pencari suaka.

Meski begitu, wakil-wakil organisasi pengungsi dan politisi oposisi menuntut agar respon pemerintah Jerman tidak kejam. Politisi SPD, Michael Hartmann mengingatkan, timpangnya sikap bila di satu pihak menyambut gerakan demokrasi di sana, tapi tidak memperhitungkan dampaknya. Dikatakannya, Jerman perlu berkontribusi besar dalam soal penampungan pengungsi. Sementara politisi partai Hijau Wolfgang Wieland mengatakan, bahwa sebelum terbukti mengungsi karena alasan ekonomi, di tahap awal semua pengungsi harus diperlakukan sebagai pencari suaka. Semua fraksi menekankan perlunya memperbaiki kondisi di negara asal, agar warga di sana memiliki perspektif masa depan yang baru.

Terkait situasi pengungsi saat ini, pihak pemerintah menilai bahwa tugas-tugas badan penjaga perbatasan Frontex ditingkatkan. Direktur Frontex, Ilkka Laitinen, menilai bahwa besar arus pengungsi sulit diperkirakan. Hingga kini sudah 5000 pengungsi yang datang dari Afrika Utara. Dikatakannya, "Kami memiliki peluang untuk meluncurkan sebuah operasi Eropa bersama. Untuk itu diperlukan bantuan teknis bagi Italia, peningkatan patroli, dan bukungan dalam melancarkan prosedur di Lampedusa."

Selain dilengkapi dengan helikopter, kapal, kamera infra merah dan radar, Frontex bisa meminta bantuan tenaga 700 polisi dari negara-negara anggota Uni Eropa. Sejak Oktober lalu, Frontex di kepulauan Yunani mengerahkan tim khusus untuk membatasi migrasi ilegal dari Yunani.

Bernd Gräßler / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk