1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jokowi Copot Kabareskrim Budi Waseso?

3 September 2015

Isu Pencopotan Kabareskrim Budi Waseso, yang sering disebut Buwas, makin santer. Sang Jendral dinilai gagal melakukan penegakan hukum dan malah membuat kegaduhan yang bisa menghambat perekonomian nasional.

https://p.dw.com/p/1GQcU
Budi Waseso
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim) Komisaris Jenderal Budi Waseso, sering disebut dengan kependekan namanya Buwas, menanggapi isu pencopotann dirinya dengan santai. Kepada detikcom ia mengatakan: "Yang penting adalah sesuai ada fakta-fakta yang ada yang kita sampaikan. Itu saja," kata dia di Kantor Bareskrim, Jakarta, Kamis (03/09/15).

Buwas menegaskan, dia tetap akan bersikap seperti biasa. "Saya biasa saja sesuai dengan protap. Penanganan penyidikan seperti apa, kita kalau melanggar protap malah salah," jelas dia.

Budi Waseso
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Hamidah Abdurrahman menilai Budi Waseso tidak melakukan hal-hal yang melanggar undang-undang atau peraturan internal Polri.

Budi Waseso kali ini menjadi sorotan setelah aparatnya melakukan penggeledahan Kantor Pelindo II pekan lalu. Dia bersikeras, upaya kepolisian melakukan penggeladahan sudah berjalan sesuai aturan hukum untuk mencari alat bukti. "Bukan saya tidak berhitung soal itu, saya juga berhitung. Dan saya juga terlatih untuk itu. Artinya, kalau ada yang mau coba saya, boleh juga," kata Budi Waseso, seperti dikutip oleh Tribunnews. Dia tidak setuju, kalau upaya pengungkapan kasus yang dilakukan aparatnya dinilai membuat gaduh dan menghambat perkenomian nasional.

Budi Waseso
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry

Banyak kalangan menilai, Presiden Joko Widodo terpaksa mengganti Budi Waseso setelah berbagai kritik muncul terhadap sosok yang pernah dikaitkan dengan berbagai kasus, antara lain kasus "rekening gendut" beberapa perwira tinggi Polri.

Indonesien Präsident Joko Widodo
Foto: Getty Images/AFP/R. Rahman

hp/yf (cnnindonesia, detik, tribunnews)