1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jumlah Pekerja Anak di Dunia Menurun

24 September 2013

Jumlah pekerja anak di seluruh dunia menurun hingga sepertiga, jika dibandingkan dengan tahun 2000, demikian laporan yang dirilis Organisasi Buruh Dunia ILO pada hari Senin (23/09).

https://p.dw.com/p/19mTk
Foto: Roberto Schmidt/AFP/GettyImages

Dalam laporan yang diterbitkan ILO tertera penurunan jumlah pekerja anak di seluruih dunia. Jika pada tahun 2000, jumlah pekerja anak di dunia mencapai 246 juta orang, maka pada tahun 2012 jumlah itu berkurang menjadi 168 juta anak. Mereka yang tergolong sebagai pekerja anak adalah pekerja berusia di bawah 17 tahun.

Khusus di wilayah Asia Pasifik , dalam periode yang sama, jumlahnya turun dari 114 juta menjadi sekitar 78 juta anak.

"Kemajuan besar ini disebut-sebut sebagai upaya mengesankan, yang tak lepas dari kerja keras serta dan komitmen sosial dan politik," ujar Yoshiteru Uramoto , direktur regional kantor Asia-Pasifik ILO. Ditambahkannya, "tapi tugas kita belum selesai dan langkah-langkah terakhir akan cukup sulit.“

Saat laporan ILO itu dirilis di Bangkok, Thailand, spesialis senior regional ILO Simrin Singh mengatakan kepada wartawan, “Kita bisa mengucapkan selamat kepada diri sendiri atas kemajuan itu, tapi tetap harus mencambuk diri agar lebih giat lagi."

Symbolbild Kinderarbeit Haushalt Hausarbeit ILO-Bericht
Pekerja anak di AfghanistanFoto: picture-alliance/dpa

Dia mengatakan masalah pekerja anak kini telah lebih dimengerti, kelengkapan data telah lebih ditingkatkan, dan banyak kebijakan sudah cukup tepat, seperti misalnya program pemberian makanan gratis di sekolah-sekolah.

Hambatan bagi pekerja anak

Dengan menjadi pekerja anak, maka yang bersangkutan kehilangan kesempatan menikmati masa kanak-kanak, potensial dan harkatnya pun ikut terhambat. Di samping itu perkembangan mental dan fisik mereka pun terganggu. Pekerja anak juga mengalami hambatan dalam mengecap pendidikan.

Secara global , hampir 11 persen anak-anak di dunia masih terjebak sebagai pekerja anak. Jika di Asia-Pasifik jumlahnya mencapai 9,3 persen – di Amerika Latin dan Karibia 8,8 persen. Sementara itu di Timur Tengah dan Afrika Utara jumlahnya 8,4 persen. Wilayah terburuk adalah kawasan Afrika Sub - Sahara, dengan tingkat 21,4 persen anak yang harus bekerja - atau sekitar 59 juta pekerja anak.

Namun laporan yang dikeluarkan oleh ILO itu juga menyatakan bahwa target yang ditetapkan masyarakat internasional -- untuk penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak-anak hingga tahun 2016-- tak dapat terpenuhi.

Symbolbild Kinderarbeit Haushalt Hausarbeit ILO-Bericht
Akibat harus bekerja, anak-anak kehilangan masa kanak-kanaknya.Foto: picture-alliance/dpa

"Jika kita serius mengakhiri bentuk-bentuk yang mempekerjakan anak- anak di masa mendatang , maka kita perlu loncatan besar upaya di semua tingkatan ," kata Direktur Jenderal ILO Guy Ryder.

Secara global, pertanian masih tetap menjadi sektor terbesar dalam memanfaatkan anak-anak sebagai tenaga kerja. Namun ada peningkatan jumlah pekerja anak dalam sektor layanan dan industri - sebagian besar di sektor informal.

Angka-angka yang baru dirilis ILO itu mencuat menjelang Konferensi Buruh Anak Internasional, yang akan diselenggarakan di Brasil bulan depan.

dpa/ap(AP/AB)