1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kabinet Reshuffle Presiden Jokowi Dalam Sorotan

14 Agustus 2015

Inilah perombakan kabinet yang tercepat dalam sejarah Indonesia di era reformasi. Tidak sampai setahun, Presiden Jokowi memberhentikan dan menggeser 6 menteri di kabinetnya. Yang jadi fokus utama adalah tim ekonominya.

https://p.dw.com/p/1GEzy
Indonesien Kabinettsumbildung Präsident Joko Widodo
Foto: Reuters/D. Whiteside

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menguatrakan alasan utama Presiden Jokowi melakukan perombakan kabinet, yaitu kondisi ekonomi yang membutuhkan perbaikan segera.

"Ada dinamika tingkat global maupun nasional, terutama sekali dalam dinamika ekonomi, yang membutuhkan respon yang sangat cepat dari pemerintah," kata Pratikno di Istana Negara, hari Rabu (12/06).

Wajah-wajah baru lalu mengisi tim ekonomi, antara lain Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman, Thomas (Tom) Lembong sebagai Menteri Perdagangan: Sofyan Djalil digeser jadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Darmin Nasution diangkat sebagai Menko Perekonomian.

Posisi kunci ditangan teknokrat

Bekas Sekjen PDIP dan Wakil ketua DPR, Pramono Anung, menjadi Sekretaris Kabinet menggantikan Andi Wijajanto, yang belakangan banyak dikritik para politisi PDIP.

Untuk posisi kunci di sektor ekonomi, Jokowi memanggil dua teknokrat berpengalaman dalam bidang manajemen ekonomi. Inilah reaksi Presdien Joko Widodo terhadap sejumlah kekhawatiran investor tentang prospek dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yang belum menunjukkan perbaikan. Bahkan angka pertumbuhan turun ke tingkat terendah sejak enam tahun terakhir.

Dua figur yang terutama jadi sorotan di kalangan investor asing adalah Thomas Trikasih Lembong dan Darmin Nasution. Thomas (Tom) Lembong menggantikan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel. Sedangkan Darmin Nasution diangkat menjadi sebagai Menko Perekonomian menggantikan Sofyan Djalil, yang beralih menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Reputasi internasional

Thomas (Tom) Lembong sebelumnya menjabat sebagai Direktur Eksekutif Quvat Capital, sebuah perusahaan ekuiti berbasis di Singapura yang turut didirikannya. Pria kelahiran tahun 1971 ini lulus dari Harvard tahun 1994 di bidang arsitektur dan tata kota. Thomas lalu bergabung dengan investment bank terkemuka Morgan Stanley di New York dan Singapura. Setelah itu, dia juga pernah bekerja untuk bank terkemuka Jerman Deutsche Bank. Pria yang sering dipanggil Tom ini juga pernah didaulat menjadi Young Global Leader (YGL) oleh World Economic Forum (Davos) tahun 2008.

Indonesien Thomas Trikasih Lembong neuer Handelsminister
Thomas Trikasih Lembong, Menteri PerdaganganFoto: picture alliance/Zuma Press/ A. Kuncahya B

Thomas Lembong juga sempat menjabat sebagai wakil direktur Badan Penyehatan Perbankan IBRA, yang didirikan setelah krisis keuangan Asia tahun 1998. Dia pernah bergabung dalam kelompok investor global dengan dana trilyunan dollar, yang tahun lalu berkunjung ke Indonesia setelah Jokowi dilantik jadi presiden.

Darmin Nasution bukan nama asing lagi. Dia diangkat menjadi gubernur bank sentral tahun 2010 sampai 2013 di bawah pemerintahan Yudhoyono. Darmin, 66 tahun, menerima gelar doktor dari universitas kondang Sorbonne di Paris.

Indonesien Darmin Nasution
Darmin Nasution, Menko PerekonomianFoto: Reuters/E. Nuraheni

Darmin Nasution sekarang dipercayai untuk mengatasi kenaikan harga pangan dan memuluskan impor barang, sebagai langkah untuk meredam kritik dari kalangan investor yang mengeluhkan banyaknya kebijakan-kebijakan proteksionis dari pemerintahan Jokowi.

hp/rn (dpa, rtr, tempointeraktif)