1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kaesong Dibuka Kembali

16 September 2013

Para pemilik pabrik Korea Selatan menyeberang ke wilayah Korea Utara pada Senin (16/9) bersamaan dengan dibukanya kembali zona industri Kaesong, setelah lima bulan ditutup karena ketegangan kedua negara.

https://p.dw.com/p/19i7f
Foto: Reuters

Setelah berminggu-minggu negosiasi yang bertujuan meredakan ketegangan, puluhan mobil, truk dan staf manajemen menyeberangi perbatasan.

”Saya berharap kami bisa bekerjasama dengan baik kembali, seperti sebelumnya,” kata seorang kepala pabrik tekstil berusia 50 tahun yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Suasana optimistis di pos pemeriksaan perbatasan sangat kontras dengan suasana kecemasan akan bencana yang menjulang pada April lalu dan memaksa penutupan Kaesong.

Setelah berbulan-bulan ketegangan militer, dengan Pyongang mengeluarkan ancaman kiamat serangan nuklir, Korea Utara menarik 53 ribu pekerja dari zona industri bersama tersebut.

Suasana ketegangan di semenanjung menurun secara signifikan, meski kecemasan tentang ambisi nuklir Korea Utama masih ada hingga kini.

Analisa atas gambar-gambar satelit terbaru meyakini bahwa Korea Utara telah menghidupkan kembali reaktor plutonium yang menyediakan bahan bagi setidaknya dua dari tiga uji coba nuklir yang telah mereka lakukan.

Upaya menarik investor asing

Selama pembicaraan mengenai pembukaan kembali Kaesong, pihak Utara telah menerima permintaan Selatan bahwa upaya itu harus dilakukan untuk mendorong investasi asing.

Kaesong Nordkorea Südkorea Wirtschaftszone Wiedereröffnung Öffnung
Iringan kendaraan masuk menandai dibukanya kembali pusat industri KaesongFoto: Getty Images

Seoul percaya bahwa jika kepentingan dari luar semenanjung terlibat dalam proyek Kaesong maka itu akan membuat Pyongyang menjadi lebih sulit untuk menutup kawasan industri bersama itu di kemudian hari jika hubungan Utara-Selatan di masa mendatang kembali terjun bebas.

Sebuah tur bagi para investor asing dijadwalkan akan diselenggarakan di Kaesong pada Oktober mendatang, tapi banyak ahli yang mempertanyakan siapa yang akan tertarik dengan sebuah proyek kerjasama dua negara yang secara teknis sebenarnya masih berperang.

“Apa yang ada dalam pikiran waras perusahaan asing jika mereka mempertimbangkan berinvestasi di Kaesong?“ tanya Aidan Foster-Carter, seorang ahli Korea terkemuka di Universitas Leeds di Inggris.

Masa depan tak jelas

“Sejujurnya, saya merasa sedikit gugup karena anda tidak akan pernah tahu apakah Utara akan berubah pikiran di masa datang,“ kata seorang manajer tekstil.

Lahir dari kebijakan “sinar matahari“ yang diinisiasi pada akhir tahun 1990an oleh Kim Dae-Jung yang saat itu menjadi presiden Korea Selatan, Kaesong didirikan pada tahun 2004, sebagai sebuah simbol langka kerjasama diantara kedua Korea.

Wilayah itu memberikan sumber pendapatan tunai penting bagi Korea Utara melalui pajak, serta berbagai pendapatan lainnya, termasuk dengan memotong upah buruh yang berasal dari Korea Utara.

ab/hp (afp,rtr,ap)