1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

Kain Lurik Lina Berlina Menghiasi Berlin

Joshua Anugerah Ambagau
21 Oktober 2021

Lina Berlina, perancang busana asal Indonesia yang lama berkarir di Berlin, menggelar peragaan busana pertama sejak pandemi. Promosi koleksi busana terbarunya, tetap mengangkat motif lurik yang jadi andalannya.

https://p.dw.com/p/41oly
Peragaan busana bertema lurik karya desainer Lina Berlina di Berlin, Jerman
Peragaan busana bertema lurik karya desainer Lina Berlina di Berlin, JermanFoto: Peter Roether

Malam yang dingin dan muram saat musim gugur di Kota Berlin pada pertengahan Oktober, kontras dengan gemerlap lampu dan keramaian acara peragaan busana Lina Berlina di ibukota Jerman tsb. Perancang busana asal Indonesia yang telah hidup di Berlin sejak tahun 1993 itu menggelar peragaan karyanya, berupa koleksi busana dan tas tahun 2021/2022 pada Selasa 12 Oktober 2021, bertepatan dengan hari ulang tahunnya. 

Peragaan busana pertama sejak pandemi corona itu, dihadiri sekitar 90-an tamu undangan dan relasi. Acara yag digelar di Restoran Bless yang berlokasi tepat di tengah Kota Berlin itu diawali dengan  makan malam dan disambung dengan "fashion show" koleksi teranyar desainer asal Indonesia itu.

Lina Berlina terkenal dengan desainnya yang khas Indonesia, yakni motif kain lurik yang ia padukan menjadi busana kontemporer dan tas eksklusif.  Butiknya yang berlokasi di Hilton Berlin yang berbintang empat di pusat kota, selalu menarik minat penggemar mode eksotis dan eksklusif.

Lina Berlina Fashion Show di Berlin Jerman tampila motif lurik
Lina Berlina (tengah di apit dua peragawan) setelah acara Fashion Show desain lurik teranyarnya di ibukota Jerman, Berlin.Foto: Peter Roether

Ia menceritakan kisah di balik peragaan busana ini dalam wawancara dengan DW Indonesia berikut.

DW Indonesia: Bagaimana perasaannya bisa kembali menggelar peragaan busana setelah hampir 2 tahun tertunda akibat pandemi?

Lina Berlina: Saya bahagia sekali karena bisa berkarya kembali dan menggelar koleksi baru saya dengan garis-garis Lurik Hitam Putih.

Dari mana datang ide untuk menyulap kain lurik menjadi bahan busana kontemporer?

Ide datang karena garis-garis Lurik itu klasik dan juga modern sehingga bisa dipakai kapan saja dan digemari banyak orang Eropa atau Asia.

Dirndl Kreasi Baru Gabungkan Elemen Indonesia dan Jerman

Apa kesulitan utama menjadi perancang busana di negeri orang?

Kesulitan pertama, banyak saingan bukan hanya dari desainer lokal tetapi dari negara lain juga. Terutama di Berlin, 2 kali setahun ada Berlin Fashion Week. Designer dari negara Europa lainnya datang untuk menggelar koleksinya. Kedua, sebagai desainer harus mempunyai identitas basic design. Saya mempunyai basic design saya dari Lurik, yang saya beri nama The Magic Stripes sejak 2005. Ketiga, harus cinta produk sendiri dan memakainya. Keempat, kita harus terus berkarya dan membangun networks

Acara hari ini bertepatan dengan hari ulang tahun Ibu Lina, apa harapan ke depannya?

Harapanku ke depan... bisa menggelar fashion show tunggal saya kembali di Hilton Hotel Berlin seperti tahun-tahun lalu. Selama 12 tahun saya menggelarkan karya saya setahun dua kali dalam rangka Berlin Fashion Week. Dan tentu sehat dan selamat dunia dan Akhirat. Amin (JA/as).