1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lindner (FDP) Kritik Misi Militer Jerman di Afghanistan

24 Agustus 2017

Dalam wawancara dengan DW Ketua FDP Lindner mengritik juga Turki dan politik pengungsi Kanselir Merkel.

https://p.dw.com/p/2il7y
Deutschland wählt DW Interview mit Christian Lindner
Foto: DW/R. Oberhammer

"Pengerahan militer di Afghanistan dalam pandangan kami tidak bisa diperpanjang terus menerus", kata Ketua Partai Liberal FDP Christian  Linder dalam percakapan dengan pemimpin redaksi DW, Ines Pohl dan moderator Jaafar Abdul-Karim.

Lindner adalah kandidat utama FDP dalam pemilihan parlemen  24. September mendatang. Dia menambahkan, ambisi untuk mengukuhkan demokrasi di Afghanistan dalam sistem pasar seperti yang dikenal di Barat tampaknya terlalu muluk.

Deutschland wählt DW Interview mit Christian Lindner
Christian Lindner, Ketua Umum FDP, dalam wawancara dengan Ines Pohl dan Jaafar Abdul KarimFoto: DW/R. Oberhammer

Misi militer internasional di bawah payung PBB di Afghanistan sudah berlangsung selama 16 tahun. Bahkan minggu ini, Presiden AS Donald Trump menyatakan akan mengirim pasukan tambahan ke Afghanistan. Tapi Christian Linder skeptis. "Saya tidak percaya, bahwa misi militer semacam itu menguntungkan bagi Jerman", tandasnya.

Politisi teras FDP yang berusia 38 tahun itu memang sedang menebar kritik. Kepada Turki dia menuntut agar Jerman meninjau kembali, dan jika perlu menghentikan, kerjasama ekonomi di beberapa bidang dengan Turki. Seharusnya itu dilakukan untuk mendukung gerakan oposisi di Turki, kata Lindner.

Kritik tajam dia lontarkan juga kepada Kanselir Angela Merkel dalam menangani masalah arus pengungsi.Menurut Lindner, proses pemeriksaan dan permohonan suaka berjalan sangat lambat dan tidak efektif. Lindner ingin perosedurnya dipermudah dan para pengungsi pertama-tama diberikan status hukum yang jelas. Misalnya, para pengungsi pertama-tama diberikan status perlindungan humanter dan bisa mendapatkan izin tinggal sekaligus ijin bekerja di Jerman. Izin tinggal itu masa berlakunya dibatasi. "Jika di negara asalnya situasi kembali damai, para pengungsi ini harus pergi lagi", katanya.

Ketua Umum FDP itu menegaskan, Jerman adalah negara imigran. "Tapi kita harus benar-benar mendefinisikan, imigran yang bagaimana yang kita inginkan", kata Lindner kepada DW. Dia menyebut empat pintu masuk. "Yang pertama, suaka politik". Karena ini adalah hak dasar yang dijamin di Jerman dan untuk itu tidak boleh ada pembatasan. Tapi hanya sedikit orang "yang benar-benar masuk kategori orang tertindas di negaranya".

Ointu yang kedua adalah pengungsian. Menurut Lindner, pengungsi bukan orang yang dikejar-kejar secara individual di negaranya, melainkan mereka yang melarikan diri dari perang dan kekerasan. Untuk kategori ini, harus ada batas maksimal, sesuai dengan kapasitas Jerman, namun Lindner tidak menyebutkan jumlah tertentu sebagai batas maksimal.

Pintu ketiga adalah "imigrasi berkualitas". Yang dimaksud Lindner adalah tenaga kerja terpilih yang diijinkan datang dan bekerja di Jerman. "Kita yang menentukan, siapa yang boleh datang, dan ini tergantung dari pengetahuan bahasa, kualifikasi, dan seterusnya. Lalu pintu yang keempat bagi Lindner adalah pintu yang tertutup, maksudnya imigrasi gelap. Mereka yang tidak berhak mengajukan suaka politik, bukan pengungsi dan bukan tenaga kerja berkualitas, "mereka seharusnya tidak boleh datang dan tinggal di sini seterusnya".

Deutschland wählt DW Interview mit Christian Lindner
Menurut Lindner, ada 4 'pintu masuk' warga asing ke JermanFoto: DW/R. Oberhammer

Saat ini, FDP tidak masuk di parlemen federal karena gagal mencapai ambang batas lima persen. Dalam pemilu 24 September mendatang, berbagai jajak pendapat menunjukkan peluang yang cukup baik. Pertanyaannya, dengan siapa FDP sebagai partai kecil akan berkoalisi? Mitra tradisionalnya adalah kubu konservatif CDU dan CSU.

Tapi di masa lalu, FDP juga pernah berkoalisi dengan Partai Sosialdemokrat SPD. Bahkan FDP ikut menentukan jatuh bangunnya pemerintahan, ketika ia tahun 1982 meninggalkan koalisi dengan SPD di bawah pimpinan Kanselir saat itu Helmut Schmidt dan membentuk koalisi dengan CDU/CSU yang mengantar Helmut Kohl ke kursi kekuasaan. Dengan dukungan FDP, Helmut Kohl kemudian menjadi kanselir Jerman yang terlama hingga saat ini,. dari 1982 sampai 1998.