1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kandidat Presiden Iran

Jashar Erfanian23 Mei 2013

Dewan Wali Iran melarang pencalonan Akbar Hashemi Rafsanjani dan Esfandair Rahim Mashaei untuk pemilihan Presiden mendatang.

https://p.dw.com/p/18cC6
Foto: Mehr

Dalam beberapa bulan terakhir banyak spekulasi mengenai siapa calon-calon dalam pemilihan umum 14 Juni 2013. Selasa (21/05/13), Kementerian Dalam Negeri mengumumkan delapan nama kandidat, yang dikenal pendukung 12 anggota Dewan Wali.

Enam Kandidat Konservatif

Calon favorit untuk jabatan presiden tampaknya adalah Said Jalili, yang merupakan orang dekat dengan pemimpin spiritual Iran Ayatullah Ali Khamenei. Mantan negosiator nuklir Iran memiliki dukungan yang cukup luas. Antaranya dari sebagian kalangan militer dan garda revolusi. Begitu ungkap media Iran yang positif meliput kandidaturnya.

Akbar Hashemi Rafsanjani
Akbar Hashemi RafsanjaniFoto: Irna

Meski begitu, Khamenei sendiri belum menyuarakan dukungan terhadap salah satu kandidat. Lima kandidat lainnya juga berasal dari kubu konservatif, yakni mantan walikota Teheran, Mohammad Bagher Qalibaf, mantan Menteri Luar Negeri  Ali Akbar Velajati, penasihat Khamenei, Gholam Ali Haddad-Adel.

Jalili berpeluang besar dalam susunan kandidat seperti ini, jelas Scott Lucas, pakar Iran dari Universitas Birmingham. Ia memprediksi Khamenei nanti akan memberikan dukungannya kepada Jalili.

Bila itu terjadi, baik Velayati dan Haddad-Adel akan menarik kandidasinya sebagai dukungan. Di pihak lain, masih ada Ghalibaf yang berpeluang besar. Sementara para ahli menilai bahwa mantan Kepala Garda Revolusi Mohsen Rezaei dan mantan menteri pos dan perminyakan Mohammad Gharazi.

Kubu Presiden Tanpa Kandidat

Sementara itu, Dewan Wali Iran melarang pencalonan Akbar Hashemi Rafsanjani dan Esfandair Rahim Mashai untuk pemilihan presiden mendatang. Begitu dilaporkan media Iran.

Rafsanjani pernah menjabat Presiden Iran dari 1989 hingga 1997 dan dinilai banyak pihak sebagai relatif moderat. Sedangkan Mashai, yang oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad dipersiapkan sebagai penggantinya, pernah melontarkan pendapat yang menyebabkan kemarahan kaum ulama Iran. Tidak sertanya kedua tokoh ini, berpengaruh besar pada hasil pemilihan yang kini menjamin kepala negara yang sejalan dengan kalangan penguasa.

Präsidentschaftswahl im Iran 2013
Esfandiar Rahim Mashai bersama Presiden AhmadinejadFoto: tasnimnews.com

Kepada media, Rahim-Mashaei menegaskan bahwa diskualifikasinya tidak adil dan meminta Khamenei untuk meluruskan masalah ini. Pun Presiden  Ahmadinejad menolak diskualifikasi anak emasnya. Belum diketahui, apakah Ahmadinejad memiliki pengaruh cukup untuk mengubah keputusan Dewan Wali.

Pakar Iran Scott Lucas menduga "Presiden Ahmadinejad bakal memprovokasi secara lisan, namun tidak akan ada aksi protes masal dari pendukungnya." Begitu disampaikannya kepada Deutsche Welle.

Dari kubu reformasi ada dua orang yang tampil, yakni mantan ketua parlemen Mohammad-Reza Aref dan Hassan Rouhani. Keduanya pernah mengaku akan menarik pencalonan dirinya apabila Rafsanjani yang dianggap sebagai pilar revolusi Iran maju sebagai kandidat presiden.

Kepada media, jurubicara Dewan Wali Iran, Abbasali Kadkhodai mengatakan bahwa usia dan kesehatan merupakan faktor dalam penetapan daftar calon. Sekitar 686 orang, termasuk 30 perempuan mengajukan diri sebagai kandidat. Secara konstitusional Presiden Ahmadinejad dilarang mencalonkan diri untuk masa kerja yang ketiga.