1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kantor Polisi di Pedalaman Papua Diserang

28 Desember 2015

Aparat keamanan Indonesia melaporkan 3 anggota Polsek Sinak di Kabupaten Puncak, Papua, tewas diserang pelaku tak dikenal. Tapi berita masih simpang siur, dan belum jelas apa motifnya.

https://p.dw.com/p/1HUoJ
Indonesisches Militär in Papua
Foto: T. Eranius/AFP/Getty Images

Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jendral Badrodin Haiti menerangkan di Jakarta, tiga anggota kepolisian tewas dalam serangan di Sinak, di pedalaman pegunungan Papua.

Menurut keterangan pihak kepolisian, serangan itu terjadi hari Minggu (27/12) sekitar pukul 20.30 sampai 21.00 waktu setempat. Penembakan dilakukan sekelompok orang, yang disebut-sebut berjumlah belasan.

Tiga anggota Polsek Sinak diberitakan tewas, yaitu Briptu Ridho, Bripda Arman dan Bripda Ilham. Dua anggota Polsek Sinak lainnya dikabarkan menderita luka tembakan, namun selamat.

Pelaku penembakan kemudian berhasil melarikan diri, setelah merebut beberapa pucuk senjata.

Tapi Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpau belum bisa memberi jawawaban rinci. Sedangkan Wakapolda Papua Brigjen Rudolf juga hanya membenarkan ada kejadian itu, namun menolak menjawab apa yang terjadi.

"Nanti dulu, nanti saya jawab ya," kata Wakapolda Papua saat dihubungi portal berita detikcom hari Minggu malam.

Jurubicara Kepolisian Papua Patridge Renwarin juga membenarkan peristiwa penyerangan itu kepada kantor berita AFP.

"Satu kelompok bersenjata kriminal menembak mati tiga polisi yang sedang tugas di pos jaga," katanya.

West Papua Indonesische Soldaten
Pengamanan selalu ketat di Papua, Jurnalis asing dilarang meliputFoto: picture-alliance/dpa

Dia menambahkan, diyakini ada seorang pegawai lokal di kantor polisiitu yang membiarkan para penyerang masuk ke dalam gedung. Polisi dan tentara kini sedang memburu para penyerang.

Aksi penyerangan itu terjadi menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo ke Papua pada pergantian tahun.

Sulit bagi media untuk mencari konfirmasi atas berita itu, karena akses media ke Papua ditutup. Jurnalis asing hanya bisa masuk ke Papua setelah mendapat ijin. Mereka juga harus dikawal oleh petugas ketika menjalankan kerja jurnalistiknya.

Karena itu, informasi yang didapat mengenai insiden-imsidenm semacam ini hanya versi yang disampaikan oleh pihak kepolisian Indonesia, tanpa bisa dikonfirmasi kebenarannya.

Presiden Jokowi bulan Desember tahun lalu juga berkunjung ke Papua dan mengumumkan, jurnalis asing akan bebas meliput di Papua. Namun pernyataan itu langsung diprotes kalangan militer. Presiden akhirnya diam-diam harus menarik kembali ucapannya dan membenarkan pengawasan ketat di Papua oleh militer.

Papua adalah daerah kaya sumber daya alam yang sejak lama berada di bawah pengawasan ketat militer Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah aparat keamanan terus ditambah. Berita tentang Papua beberapa minggu lalu mencuat terkait skandal Papa Minta Saham dan perpanjangan ijin usaha Freeport Indonesia, pengelola pertambangan Grasberg, tambang emas terbesar dunia.

Indonesien Freeport McMoRan's Grasberg Goldmine in Papua
Pertambangan emas Grasberg di bawah pengelolaan Freeport IndonesiaFoto: Getty Images/AFP/O. Rondonuwu

Skandal itu melibatkan Ketua DPR dari Partai Golkar, Setya Novanto, yang akhirnya secara sukarela mengundurkan diri. Setya Novanto kemudian dipilih Golkar memimpin fraksinya di parlemen.

hp/as (afp, ap, detikcom)