1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Karir Politik Anwar Ibrahim Terancam

7 Maret 2014

Karir politik tokoh oposisi Malaysia Anwar Ibrahim kembali terancam setelah kasus sodomi yang didakwakan kepada dirinya diperkuat oleh pengadilan banding.

https://p.dw.com/p/1BLqy
Foto: AHMAD YUSNI/AFP/Getty Images

Pengadilan banding yang menangani gugatan pemerintah terhadap Anwar tahun 2012 yang dituduh menyodomi bekas asisten laki-lakinya, mengatakan bahwa pengadilan yang lebih rendah yang sebelumnya memvonis bebas Anwar telah salah dalam menilai barang bukti.

Anwar, 66 tahun, dijatuhi vonis hukuman lima tahun penjara, tapi dibebaskan sambil menunggu proses banding.

Ia pernah menjadi bintang yang menanjak di kalangan partai Malaysia yang berkuasa hingga kejatuhan spektakuler dirinya pada akhir 1990an. Anwar Ibrahim sejak lama menuduh partai yang berkuasa ingin menghancurkan karier politiknya dengan tuduhan palsu.

Ia dengan getir menegur hakim setelah pembacaan vonis.

”Ini adalah sebuah parodi keadilan. Saya tadinya berpikir anda akan mempunyai keberanian,” kata dia kepada para hakim.

Keputusan itu memicu kehebohan di ruang sidang yang dipenuhi oleh para pendukung dan rekan-rekan Anwar Ibrahim dari pihak oposisi, sementara istri dan tiga anak perempuannya langsung bercucuran air mata mendengar keputusan tersebut.

Sekitar 150 pendukung Anwar berdemonstrasi di luar gedung pengadilan Putrajaya setelah pengumuman, sambil menyanyikan teriakan perlawanan “Reformasi”, yang mendapat penjagaan ketat dari polisi.

Arogansi UMNO

Sodomi adalah sebuah tindak kejahatan di negara berpenduduk mayoritas Muslim Malaysia, dan bisa dijatuhi hukuman hingga 20 tahun penjara.

Anwar berencana mengajukan banding ke Pengadilan Federal, yang merupakan lembaga keadilan tertinggi Malaysia. Jika gagal, selain harus masuk penjara, dia juga akan dicopot dari kursi parlemen, dan akan mendiskualifikasi dirinya dari posisi pemimpin oposisi.

Selain mengecam Perdana Menteri Najib Razak, Anwar juga menyebut Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang telah berkuasa sejak Malaysia merdeka dari Inggris pada 1957 bertindak “arogan.”

“Mereka ingin mengakhiri karir politik Anwar tapi mereka meremehkan kemarahan rakyat,” kata dia.

ab/cp (afp, ap, rtr)