1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kasus Korupsi Turki Terhambat Campur Tangan 'Petinggi'

cp/as (ap, rtr, afp)27 Desember 2013

Seorang jaksa penuntut umum kasus korupsi di Turki menuding polisi menghalangi aksi penyidikan. Oposisi memprediksi anak lelaki PM Recep Tayyip Erdogan sebagai target penyidikan berikutnya.

https://p.dw.com/p/1AhJF
Foto: picture-alliance/dpa

Tiga menteri senior telah mundur setelah anak-anak lelaki mereka termasuk dalam puluhan orang yang ditangkap sejak 17 Desember lalu sebagai bagian dari penyidikan praktek korupsi. Penyidikan ini telah menguak betapa kacau balaunya institusi pemerintahan Turki, dan juga sekaligus memicu krisis terbesar selama 11 tahun Erdogan berkuasa.

Erdogan merespon krisis dengan merombak kabinet dan menempatkan politisi yang setia kepadanya. Sementara para investor berhati-hati, dan pasar menunjukkan sentimen negatif. Mata uang Lira terpuruk ke level terendah hari Kamis (26/12/13).

Menteri dalam negeri yang baru, Efkan Ala, kini bertanggung jawab atas keamanan domestik, menyebut penyidikan kasus koruspi yang awalnya digelar secara diam-diam sebagai plot yang didalangi asing. Segera setelah diangkat, dia langsung memecat atau memindahtugaskan sekitar 70 polisi yang terlibat.

Demonstran anti-pemerintah Turki bentrok dengan polisi di Istanbul hari Rabu (25/12/13)
Demonstran anti-pemerintah Turki bentrok dengan polisi di Istanbul hari Rabu (25/12/13)Foto: picture-alliance/dpa

Saling tuding

Jaksa penuntut umum Muammer Akkas memberi pernyataan dalam bentuk tulisan ke media Turki, dirinya telah dikeluarkan dari tim penyidik, yang ia gambarkan telah diobrak-abrik oleh polisi yang menolak untuk menuruti perintahnya untuk menangkap sejumlah tersangka.

"Aparat peradilan mendapat tekanan langsung dari polisi, dan pemenuhan perintah pengadilan dihalang-halangi," tulis Akkas. "Kejahatan terjadi di seluruh rantai komando. Para tersangka diberitahu sehingga dapat kabur atau merekayasa barang bukti."

Pernyataan Akkas tidak disertai nama-nama tersangka. Hari Rabu (25/12/13) Akkas dilaporkan telah memerintahkan penangkapan 30 tersangka lagi, termasuk pembuat kebijakan yang berasal dari partai AKP dan sederetan pebisnis.

Jaksa kepala, Turhan Colakkadi, menyatakan Akkas ditarik dari penyidikan kasus korupsi karena membocorkan informasi ke media dan gagal memberi informasi secara tepat waktu kepada atasan terkait perkembangan kasus.

'Gempa bumi'

Surat kabar oposisi Cumhuriyet memprediksi adanya 'gempa bumi' begitu penyidikan beralih ke sebuah lembaga swadaya masyarakat yang terkait dengan anak lelaki PM Erdogan, Bilal.

Harian tersebut menyatakan, pihak penyidik menekan polisi untuk memeriksa kasus tender konstruksi yang diberikan kepada LSM itu melalui pemerintah kota Istanbul.

Walikota Istanbul yang juga anggota partai Erdogan, AKP, pekan lalu sudah ditangkap meski dilepaskan lagi hingga sidang mendatang. Ia dituduh ikut terlibat skandal korupsi.

cp/as (ap, rtr, afp)