1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

190911 pharma-kritisches Netzwerk

28 September 2011

Kesehatan warga negara berkembang menjadi tema utama jaringan organisasi yang kritis terhadap perusahaan farmasi, BUKO. Pembagian obat-obatan yang seimbang di dunia ketiga menjadi inti aktivitas jaringan organisasi tsb.

https://p.dw.com/p/12hOO
BUKO selidiki bisnis obat-obatan di negara berkembangFoto: Fotolia/Falko Matte

Sekitar 30 tahun lalu anggota berbagai kelompok bantuan dunia ketiga mendirikan jaringan „Bundeskoordination Internationalismus“ disingkat BUKO di Berlin. Ketika disadari bahwa di negara-negara berkembang tidak hanya terjadi kelaparan, kemiskinan dan ketidak adilan melainkan juga kurangnya pelayanan kesehatan, BUKO meluncurkan program „Kampanye Farmasi“.

Dulu tahun 1981 perusahaan Jerman Höchst dan Bayer merupakan perusahaan farmasi raksasa di dunia. Perusahaan tersebut menjual obat-obatan ke negara-negara dunia ketiga, yang di Jerman sendiri dan negara-negara barat lainnya sudah lama dilarang. Meskipun BUKO sudah berhasil memperbaiki situasi ini, namun masih banyak sasaran yang ingin dicapai oleh jaringan organisasi bantuan itu.

National Agency for Food and Drug Administration and Control, (NAFDAC) officials arrange samples of seized fake drugs containers at the NAFDAC fake drugs wharehouse in Lagos, Nigeria, Tuesday Aug. 30, 2005. Nigeria has banned the importation of pharmaceuticals produced by 30 Asian companies it alleges exported counterfeit and substandard drugs to the country, head of Nigeria's food and drug regulatory agency Dora Akunyili, said Friday.(AP Photo/George Osodi)
Nigeria - Gefälschte ArzneimittelFoto: AP

BUKO terutama menyelidiki praktik bisnis perusahaan farmasi Jerman di negara-negara di belahan dunia selatan, mengungkap hal-hal yang tidak pada tempatnya dan kemudian mempublikasikannya di Jerman. Hanya dengan cara itu muncul reaksi dari politisi dan perusahaan. Demikian pengalaman yang ditunjukkan selama ini. Organisasi BUKO hanya terdiri dari tujuh pekerja, antara lain pakar kimia, dokter dan pakar sosiologi. Claudia Jenkins seorang jurnalis, bertanggung jawab untuk bidang komunikasi

"Di satu pihak kami mengeluarkan banyak publikasi. Artinya brosur-brosur dan flyer. Yang penting adalah pertukaran informasi dengan para pakar dari seluruh dunia. Kami sangat banyak terwakili di jaringan organisasi lainnya, jaringan organisasi internasional. Misalnya Health Action International, International Society of Drug Bulletins dan tentu saja berlangsung banyak tukar pendapat. Kami mengunjungi konferensi internasional dan dari situ mencoba memperoleh informasi dan juga memberikan informasi.“

Sensibilitas Harus Dimulai Sejak Dini

BUKO berhasil menerapkan peraturan pengawasan ekspor, dengan pengaruh, tidak ada lagi sampah farmasi yang disalurkan ke apotik-apotik di dunia ketiga. Setiap kali perusahaan farmasi Jerman harus mengoreksi praktik bisnisnya dan menarik kembali berbagai produk dari pasaran. Tapi aspek lainnya yang penting adalah materi pelajaran bagi sekolah-sekolah, kata salah seorang anggota BUKO Hedwig Diekwisch

"Sensibilitas untuk tema-tema politik pembangunan tidak lahir secara otomatis. Hal itu harus dimulai sejak dini. Dan kami juga memerlukan penerus, masyarakat yang kritis, dan itu dimulai sejak dini. Kami memiliki pengalaman positif dengan mengunjungi sekolah-sekolah. Misalnya ada pelajaran khusus tentang tuberkulosa. Dan kami merilis situs internet www.pillen-checker.de Laman itu ditujukan terutama bagi remaja. Kami mencoba membahas tema-tema yang diminati remaja, tapi berusaha mengaitkannya dengan tema politik pembangunan untuk menunjukkan bahwa itu juga menjadi kepentingan kami.“

BUKO Harap Partisipasi Publik Lebih Besar

Jaringan organisasi BUKO dibiayai dari dana sumbangan. Gereja Kristen memberi sumbangan, juga tambahan dana publik dan penerbitan Pharma-Brief. Yakni „Surat Farmasi“, yang melaporkan secara teratur pelayanan kesehatan di negara-negara Afrika, Asia dan Amerika Latin dan saat ini peminat untuk berlangganan cukup banyak. Walaupun banyak yang sudah dicapai tapi masih banyak yang harus dilakukan. Kata pakar kimia Dr. Christian Wagner-Ahlfs dari BUKO

"Dari sisi politik penelitian saya masih mengharap partisipasi publik lebih besar di bidang penelitian obat-obatan. Artinya lebih banyak dana untuk jenis penyakit yang masih memerlukan penelitian yang besar. Dan terutama lebih banyak keberanian melakukan proyek-proyek baru, yang berada di luar kebiasaan penelitian farmasi yang umum dikenal selama ini.”

Misalnya dalam mengatasi penyakit infeksi parasit leishmaniasis, penyakit tidur yang ditularkan lalat tsetse atau penyakit lainnya di belahan bumi selatan, masih belum ditemukan terapinya. Perusahaan farmasi tidak tertarik mengembangkan obat penyakit-penyakit itu, karena dianggap kurang menguntungkan.

 

Michael Engel/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk