1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kebakaran Hutan di Eropa Selatan

27 Agustus 2007

Hutan-hutan kering akibat kemarau panjang dengan suhu udara tinggi menyebabkan bahaya kebakaran di seluruh kawasan Eropa Selatan meningkat. Tapi banyak kebakaran juga disengaja. Ulah para spekulan tanah yang mengincar lahan kosong baru.

https://p.dw.com/p/CPFV
Helikopter pemadam kebakaran berusaha memadamkan api
Helikopter pemadam kebakaran berusaha memadamkan apiFoto: picture alliance/dpa

Setelah Italia, Portugal, dan Spanyol, kini Yunani berjuang habis-habis-an menghadapi amukan api. Pemerintah Yunani memberlakukan situasi darurat dan mengeluarkan permohonan bantuan kepada negara-negara tetangga. Mengenai kebakaran hutan yang mengancam Yunani, harian Perancis Dernieres Nouvelles d’Alsace atau DNA, menulis:

„Kebakaran hutan besar-besar-an yang melanda Yunani untuk kesekian kalinya melempar tanda tanya besar mengenai koordinasi Uni Eropa. Maksudnya bukan soal dana. Kas untuk situasi darurat seperti itu sudah ada, dan jika terjadi bencana, bantuan dana memang disalurkan dari kas ini. Tapi yang dimaksud di sini adalah mengenai tim gabungan penanggulangan bencana Eropa. Misalnya yang terdiri dari unit pemadam kebakaran khusus, mampu mengendalikan pesawat pemadam kebakaran dan dilengkapi perlengkapan khusus untuk menanggulangi kebakaran, atau juga menanggulangi bencana banjir. Sebab bencana banjir juga jadi masalah besar. Eropa Tengah, terutama Rumania baru-baru ini merasakan akibatnya.”

Harian Perancis lainnya, La Provence berkomentar:

“Di Yunani, sebagaimana di banyak negara lainnya, sebagian besar persediaan air biasanya digunakan untuk keperluan sektor pariwisata. Jadi persediaan air berkurang untuk pengairan lahan pertanian atau untuk pemeliharaan lahan hutan. Karena kekurangan inilah, akhirnya salah satu kawasan penting yang jadi cikal bakal peradaban Eropa dimakan api. Tahun 2007 suhu udara di seluruh dunia meningkat. makin banyak bencana alam terjadi, juga di Eropa. Iklim jadi soal keberuntungan: banjir, gelombang panas, angin topan. Manusia sendiri yang ikut mempercepat perubahan iklim melalui emisi gasi rumah kaca dan eksploitasi alam secara berlebihan.”

Harian Spanyol El Periodico menulis:

“Semenanjung Iberia musim panas kali ini bisa dibilang selamat dari amukan api. Tapi di bagian lain di tepi Laut Tengah situasinya makin gawat. Selain di Yunani, kobaran api mengamuk di Turki, Makedonia dan Kroasia. Flora di negara-negara ini mirip seperti di Spanyol. Sebuah ekosistem yang sangat labil. Musuh terbesar ekosistem ini adalah api dan spekulasi tanah. Di Yunani, kasus kebakaran hutan mulai dikaitkan dengan kepentingan bisnis properti. Kebakaran hutan juga menjadi ujian bagi Uni Eropa dalam menghadapi situasi bencana. Uni Eropa harus bekerjasama, karena lidah api tidak mengenal batas negara.

Harian Austria die Presse berkomentar:

„Apa yang sekarang sedang terjadi di Yunani, dan sebelumnya di Italia dan kepualauan Kanaria, tidak hanya berkaitan dengan musim kemarau di Laut Tengah. Perdana Menteri Yunani sudah menyebutkan dengan tegas ketika memberlakukan situasi darurat: Eropa Selatan saat ini sedang jadi korban teror para pembakar hutan. Pelakunya mafia di Italia dan para spekulan tanah di Spanyol dan Yunani. Jadi kebakaran musim panas ini tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan iklim, melainkan oleh spekulasi dan korupsi. Ini harus dihadapi dengan tegas.“