1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kekuatan Politik Baru di Ukraina

Markian Ostaptschuk30 Oktober 2012

Partai Presiden Yanukovych keluar sebagai pemenang pemilihan umum. Pemilu Ukraina ini ditandai meningkatnya suara partai radikal. Diperkirakan pembentukan pemerintahan akan terjadi lewat perundingan alot.

https://p.dw.com/p/16ZeD
Foto: picture-alliance/dpa

Di Ukraina Partai Presiden Viktor Yanukovych keluar sebagai pemenang dalam pemilihan parlemen Minggu(28/10). Partai-partai radikal mencapai kesuksesan dalam pemilu. Juga kubu oposisi membesar. Para pakar memprediksi perundingan alot antara kekuatan-kekuatan politik. 

Hasil perolehan suara yang bagus dari kubu Komunis dan Nasionalis adalah kejutan terbesar dalam pemilihan parlemen di Ukraina demikian menurut pendapat para pakar. "Yang tidak diduga adalah tingginya perolehan suara dari Swoboda,“ kata Andreas Umland, staf pengajar DAAD pada Akademi Mohyla di Kiev. Partai Swoboda yang dikenal sebagai sayap nasionalis memperoleh suara 9 persen, dan untuk pertama kalinya berhasil masuk parlemen.

Tendensi radikalisasi tetap akan bertahan, menurut pandangan Stefan Meister dari Perhimpunan Jerman untuk Politik Luar Negeri DGAP. "Partai-partai populis, radikal bangkit akibat melemahnya Partai Kawasan dari Yanukovych. Tapi partai oposisi yang moderat juga akan memperoleh tambahan suara. Kita akan mengalami radikalisasi dalam politik Ukraina, kata pakar Eropa Timur itu kepada DW.

Kommunisten profitieren von Protestwählern

Partai komunis di Ukraina bisa memperoleh tambahan suara hampir dua kali lipat. Dari hasil perhitungan suara sementara, mereka memperoleh hampir 14 persen. Selama ini mereka bekerjasama dengan Partai Kawasan dari Presiden Viktor Yanukovych. Dimana dengan peroleh 33 persen suara partai kawasan memang menjadi kekuatan terbesar dalam pemilu parlemen Minggu (28/10) lalu. Namun mereka yang selama ini memberikan suaranya untuk Partai Kawasan, banyak yang kini memilih Partai Komunis, kata Andreas Umland.

ARCHIV - Der ukrainische Präsident Viktor Janukowitsch (Partei der Regionen) gestikuliert bei einer Pressekonferenz in in Kiew, Ukraine, am 08 Juli 2011. Am 28. Oktober wählt die Ukraine ein neues Parlament. EPA/SERGEY DOLZHENKO (zu dpa-Themenpaket vom 26.10.2012) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Viktor JanukowitschFoto: picture-alliance/dpa

Orang-orang kecewa terhadap Yanukovych. Mereka sebetulnya berharap lebih banyak. "Partai Komunis pada tahun 1990-an jauh lebih kuat, namun kemudian pemilihnya memberikan suara kepada Partai Kawasan. Dan kini sebagian berbalik," dijelaskan pakar politik tersebut.

Para pakar memiliki pandangan berbeda-beda tentang peluang susunan baru koalisi pemerintah. Umland berpendapat, masih belum jelas bagaimana kubu komunis akan bersikap. Pada masa kampanye mereka jelas mengambil posisi menentang Partai Kawasan. Oleh sebab itu kini tidaklah mudah kembali membentuk koalisi. Sebaliknya Stefan Meister memperhitungkan akan berlanjutnya kerjasama. Ia menunjuk, bahwa pada akhirnya akan menyangkut mayoritas.  "Partai Kawasan akan memiliki mayoritas dengan Partai-partai Komunis di parlemen," ujarnya.

Oposisi Tetap Tidak Menyatu

Meskipun jumlah warga Ukraina yang kritis terhadap Yanukovych makin bertambah, partai moderat Oposisi Bersatu tidak berhasil mengubah potensi protes yang besar ini menjadi keunggulan suara. Partai persatuan dari mantan PM Yulia Timoschenko yang sedang ditahan itu hanya meraih suara 23 persen. Menurut pakar DGAP Stefan Meister. "Itu terletak pada kelemahan oposisi, dimana mereka tidak dapat dipercaya."

An Ukrainian car enters the European Union on the Polish Ukrainian border in Korczowa, southeast Poland, Friday, Dec. 14, 2007. On Dec. 21 Poland joins the border free Schengen zone and gains unprecedented freedom of movement, but also great responsibility in sealing the EU eastern edge from drug traffickers, illegal migrants and extremists. (AP Photo/Alik Keplicz)
Perbatasan Ukraina, Polandia, Uni Eropa di KorczowaFoto: AP

Partai oposisi dari petinju Vitali Klitschko "Aliansi Demokrasi Ukraina untuk Reformasi" (UDAR) setidaknya dengan perolehan 13 persen suara berhasil masuk parlemen. Bersama dengan partai nasionalis Swoboda, partai-partai oposisi akan memperoleh kursi cukup banyak. Tapi kekuatan dan kebersamaan tidak akan ditunjukkan oleh kekuatan oposisi setelah pemilu, demikian prediksi Susan Stewart, pakar pada Yayasan Ilmu Pengetahuan dan Politik (SWP).

"Saya cenderung memperkirakan adanya perpecahan kubu oposisi di parlemen," katanya kepada DW. Memang Swoboda dan Oposisi Bersatu sudah sepakat untuk melakukan kemitraan. Tapi dengan Partai UDAR dari juara tinju Klitschko, kesepakatan cenderung sulit tercapai. "Sama sekali tidak jelas apakah mungkin memadukan ketiga kekuatan di parlemen ini," kata pakar politik dari Berlin tersebut. Ambisi-ambisi pribadinya terlalu kuat dan juga pandangan dalam berbagai masalah terlalu berbeda.

Stefan Meisten menunjukkan, bahwa Klitschko sudah mengambil jarak dari Swoboda. Meski demikian ia mengharap, agar kekuatan-kekuatan moderat saling melakukan pendekatan. Tapi penolakan terhadap Yanukovych sebagai satu-satunya persamaan terlalu sedikit. "Tema-tema yang terkait fakta, perdebatan untuk tema pokok, menawarkan alternatif untuk politik dari Partai Kawasan itu akan menjadi jalan yang benar.

Konsekuensi untuk Pendekatan ke Uni Eropa

Menguatnya kekuatan politik radikal di Ukraina juga bisa memiliki pengaruh terhadap hubungan dengan Uni Eropa. Partai Komunis dan Swoboda dikenal sebagai partai-partai yang tidak pro Eropa, ditekankan Umland. Namun partai-partai semacam Swoboda, di Eropa bukan hal yang luar biasa. Hal itu tidak boleh menjadi alasan untuk mempertanyakan integrasi Ukraina di Eropa, tutur pakar politik tersebut. "Juga keberadaan komunis tidak boleh menjadi penghalang." Disampaikan Umland lebih lanjut, halangan utama untuk pendekatan lebih jauh Ukraina terhadap Uni Eropa adalah politik dari Presiden Yanukovych. Kemajuan dalam hubungan dengan Uni Eropa seperti penandatanganan peranjian asosiasi bersama tidak hanya tergantung dari laporan-laporan pengamat pemilu. Uni Eropa juga menuntut dibebaskannya mantan anggota pemerintah Timoschenko dan Lutzenko. Dalam hal ini yang penting adalah reformasi di bidang kehakiman, yang menghindari campur tangan politik di masa depan.

Stefan Meister dari DGAP mengritik, Uni Eropa secara sepihak sering mengandalkan, agar oposisi memenangkan pemilihan di Ukraina. "Saya menilainya sebagai suatu kesalahan, memfokuskan terhadap sosok Timoschenko. Dengan demikian orang membawa diri sendiri ke sebuah jalan buntu," pendapat pakar politik itu. Karena kedua pihak memiliki kepentingan tercapainya perjanjian asosiasi, kedua pihak seharusnya kini menemukan jalan keluar tanpa harus kehilangan muka terlalu besar. "Untuk itu Ukrania harus menunjukkan keinginan berkompromi, tapi juga Uni Eropa," demikian Meister.