1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kemarau Paksa Malaysia Menjatah Air

25 Februari 2014

Pihak berwenang mulai menjatah air bagi ribuan rumah tangga di negara bagian berpenduduk paling padat di Malaysia, akibat musim kemarau yang membuat cadangan air mengering.

https://p.dw.com/p/1BEsh
Foto: Erolina Rodrigues

Banyak wilayah di Malaysia yang sudah sebulan terakhir mengalami kekeringan dan temperatur tinggi – membuat waduk-waduk berada di tingkat mengkhawatirkan – memicu krisis dan mendorong munculnya protes penduduk yang daerahnya paling parah terkena dampak kemarau di dekat ibukota Kuala Lumpur.

Malaysia memang punya kecenderungan mengalami cuaca kering pada awal tahun, tapi tahun ini berlangsung lebih lama dari biasanya.

Kurangnya curah hujan telah menyebabkan meningkatnya kewaspadaan, khususnya di negara bagian Selangor, yang mengelilingi Kuala Lumpur dan daerah sekitarnya, di mana para ahli metereologi telah memperingatkan bahwa musim kering bisa jadi masih akan berlangsung sebulan lagi.

Selangor adalah negara bagian terpadat di Malaysia dan merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri.

Penjatahan air di negara bagian itu diperkirakan bakal mempengaruhi sekitar 45.000 rumah tangga, kata seorang juru bicara pemerintah, menambahkan bahwa Selangor telah mengurangi aliran air ke empat pembangkit listrik tenaga air ”hingga ada perbaikan cuaca.”

“Pengurangan air akan dimulai hari Selasa (25/2),” kata juru bicara pemerintah Malaysia, sambil menambahkan bahwa ”yang kami butuhkan sekarang adalah hujan.”

Pihak berwenang mengatakan, pesawat-pesawat telah disiagakan untuk membuat hujan buatan, tapi juru bicara pemerintah mengatakan usaha itu terhambat akibat formasi awan yang tidak memadai.

Kasus demam berdarah naik

Para warga di kota Balakong di Selangor telah berminggu-minggu mengeluh soal keran air yang kering dan sekitar 200 warga melakukan protes menyerukan kepada pemerintah untuk menyediakan air, demikian laporan media setempat.

Negara bagian Negeri Sembilan, yang berdekatan dengan Selangor, pekan lalu mengumumkan darurat air, dan memobilisasi pasokan air ke ribuan rumah tangga.

Kemarau juga menyebabkan meningkatnya kasus demam berdarah karena mempercepat siklus nyamuk aedes yang membawa virus dan meningkatkan penyebaran penyakit itu, demikian kata para ahli.

Kematian akibat demam berdarah meningkat hingga 25 jiwa tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut kementerian kesehatan setempat. Jumlah kasus demam berdarah juga naik empat kali lipat menjadi 14.000 tahun ini.

Organisasi kesehatan dunia WHO menyebut demam berdarah sebagai salah satu virus yang paling cepat berkembang di dunia, khususnya di negara-negara tropis.

ab/cp (ap, rtr, afp)